Tips Mendaki Sangar Musim Hujan

Tips Mendaki Sangar Musim Hujan: Bertualang di Balik Kabut dan Derai Hujan. Hujan bukan alasan untuk menyerah. Justru di balik rinainya, Gunung Sangar menyimpan cerita yang lebih magis, lebih liar, dan lebih jujur.

Hai Sobat Jelajah! Pernah dengar Gunung Sangar? Gunung yang satu ini emang bukan destinasi sejuta umat seperti Semeru atau Rinjani. Tapi justru karena itulah, Sangar punya pesonanya sendiri. Letaknya yang tersembunyi di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, dan ketinggiannya yang mencapai 2.950 mdpl bikin dia jadi primadona bagi mereka yang suka tantangan dan cinta sunyi.

Nah, mendaki Gunung Sangar di musim hujan? Kedengarannya nekat, ya? Tapi tunggu dulu, Sob. Dengan persiapan yang matang dan mindset petualang sejati, justru musim hujan bisa jadi waktu terbaik buat ngerasain Sangar dalam wujudnya yang paling purba—basah, berkabut, dan penuh misteri.

Mengenal Gunung Sangar: Gunung Sunyi di Tengah NTB

Gunung Sangar memiliki ketinggian sekitar 2.091 mdpl, namun jangan pernah remehkan tingginya. Yang bikin Sangar itu sangar bukan angkanya, tapi karakternya:

• Jalur masih liar, sebagian besar tanpa penunjuk arah resmi
• Vegetasi rapat dan hutan tropis yang lembab
• Medan tanah merah licin saat hujan
• Minim sumber air bersih

Gunung ini belum jadi destinasi mainstream, yang artinya kamu harus ekstra siap dari segala sisi.

Mendaki Gunung Sangar di musim hujan itu seperti membaca novel klasik yang hilang babnya. Penuh teka-teki, mendebarkan, tapi diam-diam menyembuhkan. Setiap tetes hujan di jaketmu adalah puisi alam, dan setiap jejak licin di tanah adalah kenangan yang sulit dilupakan.

Yuk, kita ulas tuntas tips mendaki Sangar musim hujan. Siapa tahu, setelah ini kamu malah ketagihan!

Pilih Waktu Terbaik Saat Musim Hujan

Musim hujan bukan berarti hujan terus-menerus, Sobat. Biasanya, hujan lebih sering turun sore hingga malam hari. Jadi, pastikan kamu mulai summit attack atau perjalanan dari pos ke pos di pagi hari, saat cuaca cenderung lebih bersahabat.

Tips waktu pendakian:

• Mulai perjalanan dari basecamp sekitar pukul 6 pagi.
• Hindari jalan di atas pukul 3 sore.
• Jika hujan deras mulai turun, pertimbangkan buat berhenti dan mendirikan tenda lebih awal.

Pro tips: Pantau cuaca lewat aplikasi seperti Windy atau BMKG sehari sebelum berangkat. Bukan jaminan 100%, tapi bisa bantu prediksi arah angin dan awan.

Gunakan Gear yang Anti-Air, Bukan Sekadar Tahan Air

Bukan rahasia lagi, hujan adalah musuh bebuyutan para pendaki. Tapi kalau kamu sudah siap dengan perlengkapan yang tepat, badai sekalipun nggak akan bikin ciut nyali.

Perlengkapan wajib:

• Raincoat model ponco: Lebih fleksibel dan bisa nutupin tas juga.
• Dry bag buat ngebungkus barang-barang penting dalam ransel.
• Sepatu gunung tahan air (waterproof) dengan sol yang dalam dan kuat.
• Gaiter buat ngelindungin kaki dari cipratan lumpur.
• Jas hujan cadangan, karena yang satu bisa aja sobek di tengah jalan.

Tambahan: Kantong kresek besar (trash bag) bisa kamu pakai sebagai lapisan dalam tas carrier—sederhana tapi ampuh.

Kondisikan Mental, Jangan Cuma Fisik

Di musim hujan, bukan cuma medan yang berat, tapi juga mental yang diuji. Lelah, dingin, baju basah, dan suara gerimis yang konstan bisa bikin emosi naik turun. Nah, ini saatnya Sobat Jelajah ngelatih jiwa petualang sejati.

Caranya?

• Selalu komunikatif sama tim.
• Jangan sungkan buat minta istirahat atau mengusulkan shelter.
• Bawa cemilan favorit—coklat, permen jahe, atau kacang asin. Sederhana, tapi bisa jadi penyelamat mood!
• Putar lagu lewat speaker mini pas istirahat, bikin suasana cair dan semangat terjaga.

Pilih Tempat Camp yang Aman dan Strategis

Salah satu tantangan musim hujan adalah… air! Yap, dari mulai genangan, longsor kecil, sampai jalur yang jadi sungai dadakan. Karena itu, tempat mendirikan tenda harus dipilih dengan bijak.

Ciri-ciri tempat camp ideal:

• Sedikit lebih tinggi dari jalur atau dataran sekitar.
• Jauh dari pohon rapuh atau jurang.
• Tidak ada aliran air kecil (dry stream) yang bisa berubah jadi deras kalau hujan turun.
• Tanahnya cukup padat, tidak becek atau terlalu miring.

Pro tips: Gali sedikit parit mengelilingi tenda untuk mengalirkan air hujan menjauh dari area tidur. Tradisional, tapi efektif!

Siapkan Logistik yang Praktis dan Bergizi

Saat suhu menurun dan tenaga terkuras lebih cepat, kamu butuh makanan yang nggak cuma mengenyangkan, tapi juga cepat dimasak dan bernutrisi.

Logistik ideal musim hujan:

• Makanan instan yang tinggal seduh: oatmeal, bubur instan, sup krim.
• Makanan siap saji: sarden, rendang kalengan, ayam suwir kemasan.
• Teh manis hangat atau wedang jahe—teman terbaik di kabut tebal.
• Cokelat, madu sachet, atau energy bar buat isi tenaga saat jalan.

Ingat, Sob. Jangan terlalu banyak bawa bahan mentah. Udara dingin dan hujan bikin proses masak jadi drama!

Kenali Tanda-Tanda Bahaya dan Jangan Paksakan Ego

Pendakian musim hujan bukan soal “siapa yang paling kuat”, tapi siapa yang paling sadar diri. Kadang, alam ngasih kode: “Berhenti dulu, Sob.”

Tanda-tanda bahaya:

• Awan hitam pekat yang cepat bergulung.
• Suara gemuruh yang konstan di kejauhan.
• Jalan setapak yang tiba-tiba jadi licin parah.
• Pohon-pohon yang mulai goyang keras kena angin.

Kalau semua itu muncul, lebih baik cari tempat berlindung. Gunung nggak ke mana. Nyawa kamu lebih berharga dari sekadar ego sampai puncak.

Abadikan Momen, Tapi Jangan Lupa Tetap Waspada

Kabut tebal, dedaunan yang berkilau basah, dan kabin tenda di tengah gerimis… ah, pemandangan di musim hujan bisa jadi puisi visual, Sobat Jelajah.

Tapi ingat:

• Pakai pelindung anti air untuk kamera atau ponsel.
• Ambil gambar saat kondisi aman dan kamu nggak dalam bahaya tergelincir.
• Lebih baik pakai kamera kecil atau HP waterproof biar praktis.

Musim hujan bikin Gunung Sangar tampak seperti negeri dongeng yang muram, penuh bisikan, dan menyimpan rahasia. Abadikan itu, biar jadi kisahmu kelak.

Penutup: Hujan Adalah Simfoni Alam

Mendaki Gunung Sangar di musim hujan bukan untuk semua orang. Tapi buat Sobat Jelajah yang berani, ini adalah panggilan jiwa. Sebuah perjalanan yang bukan hanya menguji kekuatan, tapi juga kesabaran, kebersamaan, dan kesadaran akan kecilnya kita di hadapan alam raya.

Itulah Tips Mendaki Sangar Musim Hujan dan sebab dalam rinai gerimis dan dinginnya malam tenda, ada momen-momen hening yang justru bikin kita lebih dekat pada diri sendiri. Selamat menjelajah. Jangan lupa, hujan hanya rintik, tapi semangatmu bisa jadi badai.

Baca Juga : Tips Mendaki Puncak Trikora Musim Hujan

Ditulis oleh:
Tim Shelter Jelajah
Penjelajah hening, penulis kisah-kisah sunyi dari tanah tinggi.