Tips Mendaki Penanggungan Musim Hujan: Menyusuri Jejak Leluhur di Bawah Rintik Langit. Halo, Sobat Jelajah! Gunung Penanggungan bukan sekadar puncak yang memesona. Ia adalah tapak tilas spiritual, tempat bersemayamnya sejarah, dan pelataran sunyi yang dijaga alam. Berdiri gagah di antara Mojokerto dan Pasuruan, gunung ini memang tak tinggi—hanya 1.653 mdpl. Tapi jangan salah, ia penuh misteri, energi, dan aura magis yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata.
Dan ketika musim hujan datang, Penanggungan berubah menjadi lukisan hidup yang disapu air langit, ditutup kabut putih, dan disambut lantunan sunyi dari candi-candi tersembunyi. Tapi tentu, dibalik keindahan itu, ada tantangan yang harus dihadapi. Yuk, kita kupas tuntas tips mendaki Gunung Penanggungan di musim hujan, biar perjalananmu tetap aman, nyaman, dan tentunya penuh cerita!
1. Pahami Wajah Penanggungan Saat Musim Hujan
Musim hujan mengubah banyak hal di Penanggungan. Jalur yang biasanya gersang jadi basah dan licin. Rumput liar tumbuh liar. Kabut sering datang tanpa aba-aba. Tapi, itu juga berarti kamu akan disambut oleh:
- Udara yang segar banget!
- Hijau di mana-mana
- Jejak-jejak candi kuno yang tampak lebih mistis dari biasanya
Tapi ingat, di balik keindahan itu, medan bisa sangat menipu. Apa yang terlihat landai, bisa jadi licin setengah mati.
2. Perlengkapan Wajib: Bukan Musim untuk Asal Bawa
Musim hujan bukan saatnya ngasal. Bawa perlengkapan yang tahan air dan siap tempur, Sob! Nih, daftar yang nggak boleh lupa:
- Jas hujan ponco atau rain jacket (yang bisa nutup badan & tas)
- Sepatu trekking dengan grip bagus (anti selip itu wajib!)
- Dry bag/plastik besar buat baju, sleeping bag, dan barang elektronik
- Headlamp/senter buat jaga-jaga kalau kabut tebal
- Sarung tangan + buff, buat ngelindungin dari hawa dingin & lumpur
- Trekking pole—sangat membantu buat jalur yang menanjak licin!
Oh ya, tambahkan obat anti masuk angin, perban elastis, dan snack energi tinggi di ransel. Karena… siapa tahu kamu butuh tenaga ekstra buat menghindari “drama” di tengah jalur.
3. Pilih Jalur yang Paling Masuk Akal
Gunung Penanggungan punya beberapa jalur favorit, tapi saat musim hujan, jalur Tamiajeng (Trawas) lebih disarankan karena lebih stabil dan sudah banyak penunjuk arah. Jalur lain seperti Jolotundo juga bisa, tapi lebih licin dan curam saat hujan. Yang perlu di perhatikan:
- Hindari trekking tengah malam saat cuaca buruk
- Jangan nekat mendaki saat hujan lebat mengguyur dari awal
- Usahakan tracking pagi atau siang hari biar bisa lebih jelas lihat jalur dan kondisi cuaca
4. Camping di Atas? Boleh, Tapi Pilih Tempat yang Aman
Banyak pendaki ingin camping di sekitar puncak, dan itu sah-sah aja. Tapi saat musim hujan, perlu pertimbangan ekstra:
- Hindari camping di cekungan atau jalur aliran air
- Gunakan tenda anti air dengan flysheet panjang
- Pasang pasak dan tali tenda dengan ekstra kuat—angin bisa datang tiba-tiba!
- Jangan lupa bawa alas tahan air biar nggak tidur di atas genangan
Kalau kamu mau sensasi spiritual, bisa juga camping di sekitar area Candi Luar Batang atau Candi Gentong, tapi tetap jaga adab ya, karena tempat itu punya nilai sejarah dan spiritual yang tinggi.
5. Jaga Etika, Bukan Sekadar Trekking
Penanggungan itu gunung suci, Sob. Banyak candi-candi peninggalan Majapahit yang tersebar di jalur pendakian. Jadi:
- Jangan sembarangan buang sampah
- Jangan duduk/berfoto di atas candi
- Hormati ketenangan sekitar, apalagi kalau lewat malam hari
- Simpan suara keras—di sini, hening adalah penghormatan
Mendaki Penanggungan itu seperti menyentuh sejarah. Rasakan napas leluhur di tiap pijakan tanahnya.
6. Waspada Kondisi Cuaca Ekstrem
Musim hujan itu unpredictable. Cuaca bisa berubah dalam hitungan menit. Jadi:
- Cek BMKG atau aplikasi cuaca sebelum berangkat
- Hindari berteduh di bawah pohon tinggi saat hujan di sertai petir
- Jangan paksakan naik kalau hujan di sertai angin kencang
- Segera turun jika muncul tanda-tanda badai
Lebih baik menunda pendakian satu jam, daripada menyesal semalaman.
Penutup: Penanggungan, Kisah Lama dalam Wajah Baru
Gunung Penanggungan bukan cuma jalur menuju puncak. Ia adalah lorong waktu yang mempertemukan masa kini dan masa lalu. Saat hujan turun, langkahmu terasa lebih sunyi, tapi juga lebih dalam. Kamu tak hanya mendaki tanah, tapi juga sejarah, doa, dan mimpi-mimpi orang yang pernah menapaki jalur itu berabad-abad silam.
Maka nikmatilah, Sobat Jelajah. Rasakan tetes hujan sebagai berkat, bukan halangan. Karena mendaki Penanggungan di musim hujan… adalah cara lain untuk mendekatkan diri pada alam, dan mungkin… pada diri mu sendiri.
Baca Juga : Tips Mendaki Kelud Musim Hujan