Tips Mendaki Muria Musim Hujan: Menembus Kabut, Meretas Rindu. Halo Sobat Jelajah! Di ujung utara Pulau Jawa, tepatnya di perbatasan Kudus, Jepara, dan Pati, berdiri sebuah gunung yang sering luput dari sorotan. Ia tak setinggi Semeru, tak segarang Slamet, tapi Gunung Muria menyimpan sejarah, spiritualitas, dan kesunyian yang memeluk jiwa. Di punggung-punggungnya, jejak para wali pernah terpatri, dan di lerengnya, sunyi selalu punya suara.
Namun, mendaki Muria di musim hujan? Wah, itu cerita yang lain lagi. Jalurnya berubah jadi licin dan liar, kabut menggantung seharian, dan aliran air kecil bisa jadi sungai dadakan. Tapi bukan Sobat Jelajah namanya kalau mundur hanya karena langit sedang bersedih, kan?
Yuk, simak tips khusus biar pendakian mu ke Gunung Muria di musim hujan tetap aman, khidmat, dan penuh kesan!
1. Kenalan Lagi dengan Gunung Muria
Gunung Muria punya tinggi sekitar 1.602 mdpl, dengan beberapa jalur populer: Via Colo Kudus, Rahtawu, atau Desa Tempur di Jepara. Jalurnya nggak panjang, tapi penuh tanjakan tanah yang rawan longsor ringan saat diguyur hujan.
Uniknya, sebagian besar jalurnya melewati pemukiman, ladang, hingga hutan bambu dan semak liar. Ada juga beberapa spot spiritual seperti Makam Sunan Muria yang jadi titik perhentian banyak peziarah.
2. Musim Hujan? Peralatan Anti-Basah Wajib Banget
Mendaki Muria di musim hujan tanpa perlengkapan yang mumpuni? Siap-siap basah kuyup dan kedinginan. Berikut daftar gear yang wajib masuk ransel Sobat:
- Jas hujan ponco (bukan plastik kresek ya)
- Raincover untuk tas + dry bag untuk barang penting
- Sepatu gunung atau trekking shoes anti-slip
- Baju quick-dry dan jaket tahan angin
- Headlamp dan senter (kabut dan hujan bisa bikin gelap datang lebih cepat)
- Payung lipat juga berguna kalau kamu suka gaya klasik ala penduduk desa setempat
3. Kabut Tebal dan Jalur Licin: Kawan atau Lawan?
Gunung Muria terkenal dengan kabut yang setia menggantung, apalagi saat musim hujan. Tiba-tiba dunia di depanmu jadi putih total, dan suara langkah sendiri pun terdengar asing. Maka:
- Gunakan tongkat bantu untuk menstabilkan langkah
- Jangan memisahkan diri dari rombongan, jarak pandang bisa drop drastis
- Berhenti jika jalur mulai longsor atau tertutup air, cari jalur alternatif atau mundur
- Simpan peta offline atau aktifkan GPS di aplikasi seperti Avenza atau AllTrails
4. Waspadai Hipotermia dan Kehilangan Energi
Ketinggian Gunung Muria memang nggak seberapa, tapi kombinasi hujan + kabut + angin bisa menurunkan suhu tubuh secara drastis. Karena itu:
- Makan sebelum lapar, minum sebelum haus
- Bawa minuman jahe hangat atau teh manis
- Ganti baju basah sesegera mungkin
- Pakai lapisan baju (layering): dalaman, baju hangat, lalu jacket
Jangan sampai perjalanan spiritual malah berujung evakuasi karena tubuh kehilangan panas, ya!
5. Pilih Jalur Pendakian yang Aman
Saat musim hujan, jalur paling disarankan adalah via Colo Kudus karena lebih jelas, banyak penunjuk arah, dan dekat dengan permukiman. Jalur Rahtawu atau Desa Tempur memang lebih sepi dan eksotis, tapi juga lebih rawan longsor dan licin. Tapi apapun jalurnya, hormati masyarakat setempat, minta izin, dan jangan lupa mampir beli jajanan atau air mineral dari warga—biar rezeki ngalir dua arah.
6. Jangan Tinggalkan Sampah, Meskipun Hujan
Kadang karena hujan, orang jadi cuek: bungkus roti dilempar, plastik mie instan dikubur, tisu basah dibiarkan hanyut. Padahal… “Yang kau tinggalkan di gunung, bisa jadi luka bagi alam.” Bawa kantong sampah sendiri, dan jangan tinggalkan apapun kecuali jejak kaki.
Penutup: Muria di Musim Hujan, Sunyi yang Mensucikan
Mendaki Muria bukan sekadar petualangan fisik. Ia lebih dari itu—perjalanan ke dalam, sebuah ziarah batin yang dibalut kabut, hujan, dan bisikan angin dari pepohonan tua. Saat awan turun, dan pandangan menghilang, di sanalah kamu belajar untuk percaya pada langkah dan instingmu sendiri.
Musim hujan membuat semua terasa lebih lambat. Tapi justru di situlah letak keindahannya: kamu punya alasan untuk berhenti sejenak, mendengarkan, dan menyatu. Jadi, Sobat Jelajah… Kalau kamu ingin mendaki, bukan sekadar menaklukkan, maka Gunung Muria saat hujan adalah panggilan yang layak dijawab.
Baca Juga : Tips Mendaki Kembang Musim Hujan