Tips Mendaki Kelud Musim Hujan: Mengakrabi Langit Murung, Menyusuri Jalur Lava. Hai Sobat Jelajah! Gunung Kelud bukanlah sekadar gunung biasa. Ia adalah gunung yang pernah meledak dan tetap berdiri megah, menyimpan kisah tentang lava yang mengalir dan jiwa-jiwa yang bertahan. Kelud adalah simbol kekuatan dan keindahan yang berdampingan. Namun ketika musim hujan tiba, semua berubah—jalur yang kering berubah jadi licin, kabut menyelimuti lahan tandus, dan aroma belerang terasa lebih pekat.
Tapi jangan khawatir! Buat Sobat Jelajah yang haus tantangan, musim hujan justru menghadirkan nuansa magis dan keheningan yang jarang didapat di musim panas. Yuk, kita bahas satu per satu!
1. Sekilas Tentang Gunung Kelud
Gunung Kelud berada di perbatasan Kediri, Blitar, dan Malang—sebuah titik panas yang aktif secara geologi. Meski hanya setinggi 1.731 mdpl, medan Kelud dikenal cukup ekstrim dan berbatu. Namun daya tariknya luar biasa, terutama panorama kawah hijau toska, sisa letusan dahsyat yang membentuk danau dan lembah dalam.
Di musim hujan, jalur menuju kawah dan Puncak Gajah Mungkur sering tertutup kabut tebal, dan hujan turun tiba-tiba. Maka, kewaspadaan dan kesiapan jadi kunci utama.
2. Perlengkapan Wajib Mendaki Saat Musim Hujan
Musim hujan bukan musim untuk teledor. Sekali salah persiapan, perjalanan bisa berubah dari petualangan jadi bencana. Berikut daftar yang wajib masuk ransel Sobat:
- Jas hujan ponco atau rain jacket yang bisa menutupi tubuh dan tas
- Dry bag atau plastik besar untuk melindungi pakaian cadangan & elektronik
- Sepatu trekking atau boots anti air dengan sol bergerigi
- Senter/headlamp (karena hujan bikin gelap datang lebih cepat)
- Baju ganti kering, jaket hangat, dan kaos kaki cadangan
- Buff atau masker—untuk melindungi dari belerang dan udara dingin
- Walking stick atau trekking pole (penting banget di jalur berbatu licin!)
3. Jalur Menuju Kelud: Antara Batu Basah dan Kabut Tipis
Jalur paling umum menuju Kelud bisa diakses dari Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kediri. Dari sana, Sobat bisa melanjutkan hingga area parkir atau pos terakhir, lalu berjalan kaki menuju kawah dan puncak. Saat musim hujan:
- Tanah menjadi licin dan berbatu tajam. Jangan lari-lari!
- Perhatikan setiap langkah, terutama di jalur menurun menuju kawah.
- Kabut bisa membuat jarak pandang hanya beberapa meter.
- Jika mendaki malam hari, pastikan tim tetap dalam formasi rapat dan saling menjaga.
4. Camping? Boleh, Tapi Jangan Ngasal!
Ingin camping di sekitar kawah Kelud? Bisa, tapi bukan tanpa risiko. Lokasi favorit biasanya di sekitar bukit-bukit kecil sebelum kawah, atau dataran setelah pos terakhir. Namun, perlu dicatat:
- Jangan camping terlalu dekat kawah aktif—selalu cek aktivitas vulkanik terbaru!
- Cari dataran tidak cekung dan jauh dari aliran air hujan
- Pasang tenda dengan flysheet ekstra dan tali pengaman
- Simpan semua barang dalam kondisi kedap air
Oh iya! Suhu di Kelud bisa menusuk sampai 10°C atau lebih dingin setelah hujan turun. Jadi, siapkan jaket dan sleeping bag tebal, Sob!
5. Tips Bertahan Hidup di Bawah Langit Murung
Kadang yang bikin berat bukan jalannya, tapi cuacanya. Jadi, siasati dengan trik ini:
- Bawa minuman hangat instan (kopi, jahe, susu)
- Konsumsi makanan tinggi kalori untuk menjaga energi
- Jangan diam terlalu lama saat tubuh basah—bergeraklah untuk tetap hangat
- Cek tanda-tanda hipotermia: menggigil, bicara kacau, atau kehilangan keseimbangan
Dan yang paling penting: jangan memaksa lanjut jika cuaca benar-benar memburuk. Lebih baik turun, lalu naik lagi saat alam lebih bersahabat.
6. Jaga Kelud, Jaga Diri
Kelud bukan sekadar tempat wisata. Ia adalah bagian dari sejarah alam dan budaya masyarakat Jawa Timur. Gunung ini pernah meledak dan menghancurkan, tapi kini memberi kehidupan lewat keindahannya. Maka, tinggalkan hanya jejak. Ambil hanya kenangan. Dan bawa turun semua sampahmu.
Hujan bukan alasan untuk meninggalkan sampah. Justru musim hujan membuat sampah lebih sulit terurai dan bisa menyumbat jalur air alami.
Penutup: Kelud dan Hujan, Sebuah Doa dalam Diam
Gunung Kelud di musim hujan bukan sekadar perjalanan naik-turun. Ia adalah pelajaran tentang ketahanan, kerendahan hati, dan bagaimana manusia begitu kecil di hadapan alam. Kabutnya menyelimuti rahasia, hujannya menenangkan amarah, dan kawahnya menyimpan kisah yang tak selesai. Itulah Tips Mendaki Kelud Musim Hujan. Jadi, Sobat Jelajah, kalau kamu ingin merasakan versi paling jujur dari Kelud, datanglah saat hujan. Di sanalah, ia membuka dirinya yang sebenarnya.
Baca Juga : Tips Mendaki Bromo Musim Hujan