Tips Mendaki Ijen Musim Hujan: Menyatu dengan Kabut, Menyibak Birunya Api. Halo Sobat Jelajah! Gunung Ijen bukan sekadar tempat wisata. Ia adalah teater alam yang menggelar pertunjukan api biru di tengah malam, kabut tebal, dan danau asam terbesar di dunia. Tapi saat musim hujan datang, pentas itu tak semudah biasanya. Jalur jadi licin, kabut menebal, dan angin membisikkan tantangan baru. Tapi di balik itu semua, ada pengalaman mendalam yang tak bisa diulang dalam musim kering.
Kalau Sobat berencana menginjakkan kaki di Gunung Ijen saat musim hujan, yuk simak dulu beberapa tips mendaki yang bisa jadi penentu antara petualangan epik dan drama basah kuyup!
Baca Juga :
1. Sekilas Tentang Gunung Ijen
Terletak di antara Kabupaten Banyuwangi dan Bondowoso, Gunung Ijen menjulang dengan ketinggian 2.386 mdpl. Tapi yang bikin dunia jatuh cinta bukan puncaknya, melainkan fenomena blue fire, nyala api biru langka yang hanya bisa dilihat di dua tempat di dunia. Yup, salah satunya di sini!
Namun saat musim hujan, medan menanjak sejauh 3 km dari Paltuding ke kawah bisa jadi tantangan serius. Tanah licin, suhu dingin, dan cuaca tak menentu membuat segalanya lebih dramatis. Tapi bukan berarti nggak bisa ditaklukkan.
2. Persiapan Jalur: Pahami Tantangan yang Mengintai
Jalur Pendakian:
- Start dari Pos Paltuding (±1.850 mdpl)
- Jalan menanjak 3 km menuju bibir kawah
- Tambahan ±700 meter untuk turun ke lokasi blue fire
Saat musim hujan:
- Tanah jadi sangat licin, terutama di turunan menuju kawah
- Kabut tebal bisa bikin jarak pandang cuma beberapa meter
- Hujan deras bisa datang tiba-tiba di tengah malam
- Gas belerang lebih mudah terperangkap di udara basah
Jadi, kalau kamu mendaki di musim hujan, kamu harus siap lahir-batin. Serius!
Baca Juga :
3. Perlengkapan Wajib Musim Hujan
Berikut barang-barang yang wajib masuk ke dalam ransel Sobat Jelajah kalau mau naik Ijen saat musim hujan:
- Jas hujan atau ponco (hindari yang tipis kayak plastik kresek ya!)
- Sepatu trekking anti selip – no sandal gunung, please
- Headlamp dan baterai cadangan – apalagi kalau mau liat blue fire
- Masker gas atau respirator (penting banget buat hindari gas belerang!)
- Buff dan sarung tangan – untuk hangat dan melindungi dari angin
- Dry bag atau plastik besar untuk semua barang elektronik dan pakaian ganti
- Air minum dan snack ringan energi tinggi – jangan sampai lemas
4. Tips Jalur Turun ke Kawah: Bukan untuk Semua Orang!
Mau lihat blue fire? Harus turun ke kawah. Tapi inget, jalurnya curam, licin, dan penuh gas belerang. Saat musim hujan:
- Lebih baik sewa pemandu lokal – mereka tahu kondisi medan terkini
- Selalu pakai masker gas dan cek arah angin
- Jangan turun sendirian. Formasi rombongan adalah kunci
- Hindari turun saat hujan deras—batu jadi licin dan gas lebih pekat
Kalau ragu, lihat dari bibir kawah aja juga keren kok! Kesehatan tetap nomor satu.
5. Menginap di Mana?
Kalau kamu nggak mau begadang di Paltuding, Sobat bisa menginap di penginapan sekitar Licin atau Bondowoso. Tapi kalau mau yang paling dekat dan siap start dini hari, cari homestay sekitar Paltuding. Nyaman, bersahabat, dan banyak yang khusus buat pendaki.
Baca Juga :
6. Cek Kondisi Terkini
Sebelum naik, wajib cek status vulkanik Gunung Ijen di website resmi PVMBG atau tanya ke petugas di Pos Paltuding. Kadang, Ijen ditutup karena aktivitas belerang meningkat—dan musim hujan bikin risiko itu lebih besar. Jangan paksakan mendaki kalau status gunung tidak aman. Pendakian boleh ditunda, keselamatan jangan!
7. Jaga Etika dan Lingkungan
Ijen itu tempat kerja para penambang belerang, rumah bagi flora langka, dan destinasi dunia. Jangan tinggalkan jejak negatif:
- Jangan buang sampah sembarangan
- Hormati para penambang—mereka lebih tangguh dari kita
- Jangan corat-coret di batu atau pohon
- Jangan mengambil batu belerang atau belanja sembarangan
Mendaki bukan cuma soal sampai puncak, tapi juga soal meninggalkan alam tetap utuh setelahnya.
Penutup: Menyapa Ijen di Tengah Rintik Hujan
Mendaki Gunung Ijen saat musim hujan bukan untuk mereka yang sekadar ingin foto-foto. Ini untuk jiwa-jiwa yang ingin merasakan alam secara utuh, menyatu dengan kabut, hujan, dan hawa asam yang membakar indra. Di tengah dingin dan licin, kamu akan menemukan keindahan yang tak biasa. Birunya api, hijau-toska danau, dan putihnya kabut adalah kombinasi lukisan langit yang tak akan kamu temukan di tempat lain. Jadi, siap menyusuri Ijen dalam versi paling dramatisnya?
Baca Juga : Tips Mendaki Penanggungan Musim Hujan
