Tips Mendaki Butak Musim Hujan: Di Antara Kabut, Tumbuhan, dan Doa. Halo Sobat Jelajah! Ada yang bilang, Gunung Butak adalah salah satu surga tersembunyi di deretan pegunungan selatan Malang. Berdiri tenang di ketinggian 2.868 mdpl, Butak nggak sepopuler Semeru atau Arjuno. Tapi justru di situlah pesonanya: padang savana luas, jalur hutan sunyi, dan kabut tipis yang menari bak roh penjaga rimba.
Tapi bagaimana kalau kamu berniat mendaki Butak saat musim hujan? Hmm, siap-siap masuk ke dunia yang basah, misterius, dan penuh kejutan. Tapi tenang, Sob, bareng Shelter Jelajah, kita bakal kasih bekal biar langkahmu tetap mantap meski langit menangis tanpa jeda.
1. Sekilas Tentang Gunung Butak
Gunung Butak terletak di antara wilayah Malang dan Blitar, dan biasa diakses melalui beberapa jalur: Panderman (Batu), Sirah Kencong (Blitar), dan Wonosari Lawang. Jalur Panderman jadi favorit karena lebih pendek, meski tanjakannya curam dari awal. Saat musim hujan, jalur Butak bisa berubah jadi panggung lumpur dan teka-teki akar licin. Kabut tebal kerap muncul sejak siang, dan hujan bisa turun kapan aja. Maka, mental dan fisik harus sama-sama prima.
2. Perlengkapan Wajib Ala Musim Hujan
Nggak ada istilah “persiapan berlebihan” kalau kamu mau mendaki saat langit sedang murung. Ini daftar gear yang nggak bisa ditawar-tawar:
- Jas hujan ponco kuat & ringan (bukan yang sobek saat ditarik angin)
- Raincover tas + dry bag untuk semua barang elektronik atau pakaian cadangan
- Tenda anti-air + flysheet ekstra
- Jaket gunung tahan angin + baju lapis (layering)
- Kaos kaki cadangan, minimal dua pasang yang kering
- Headlamp dan senter—karena kabut membuat siang terlihat seperti senja
Jangan lupa: plastik bening ukuran besar bisa jadi pelindung tambahan untuk sleeping bag dan logistik.
3. Jalur Licin? Memainkan Ritme Langkahmu
Musim hujan membuat setiap tanjakan berubah jadi jebakan. Khususnya jalur Panderman dan Sirah Kencong yang kaya akar dan tanah gembur. Tipsnya:
- Gunakan trekking pole atau tongkat kayu lokal
- Langkah kecil dan konsisten, hindari lari atau terburu-buru
- Cari pijakan batu atau akar besar daripada tanah licin
- Kalau terpeleset, jaga keseimbangan tubuh dan jangan panik
Oh ya, simpan sepatu dengan grip bagus hanya untuk musim seperti ini. Kalau sol-nya udah gundul, lebih baik batalin aja, deh!
4. Dinginnya Butak Tak Sekadar Fisik
Butak punya suhu malam yang bisa menusuk tulang, terutama setelah hujan turun sepanjang hari. Di puncaknya, angin datang seperti ombak, menghantam dari segala penjuru. Jadi:
- Bawa sleeping bag tebal dan matras busa biar panas tubuh nggak diserap tanah
- Minum air hangat berkala dan jangan tunggu lapar
- Jangan tidur dengan baju basah, selalu sedia baju kering untuk malam hari
- Bungkus baterai handphone dalam kaos kaki biar nggak cepat habis daya
Hipotermia bukan dongeng. Ia bisa datang diam-diam, dan meninggalkan bekas.
5. Tentukan Lokasi Camp yang Aman
Kalau kamu lewat Panderman, banyak pendaki memilih Lembah Cemoro Kandang buat ngecamp—padang rumput luas yang indah. Tapi saat musim hujan, angin terbuka dan tanah datar bisa berubah becek total. Tips camping musim hujan:
- Pilih lokasi agak tinggi dari aliran air, jangan dekat sungai kecil atau cekungan
- Pasang flysheet ekstra rendah, biar angin nggak mengangkatnya
- Jangan lupa galian kecil mengelilingi tenda untuk aliran air
- Simpan semua barang dalam kondisi tertutup rapat sebelum tidur
6. Jangan Lupa: Sampahmu, Tanggung Jawabmu
Kadang, hujan bikin pendaki jadi malas bersih-bersih. Plastik mie dibiarkan hanyut, tisu basah dibuang begitu saja, dan kaleng sarden ditanam seadanya. Tapi, gunung bukan tempat penitipan sampah. Selalu bawa kantong sampah kering. Keringkan sampahmu, lalu bawa turun. Kalau perlu, ajak satu orang di tim mu jadi “penjaga sampah”. Nggak keren kalau meninggalkan jejak kotor di tempat seindah ini.
Penutup: Butak & Hujan, Simfoni Sunyi yang Membekas
Gunung Butak di musim hujan adalah perjamuan alam—kadang keras, kadang penuh peluk. Kabutnya membungkus rindu, anginnya menyapu kegelisahan, dan langkahmu menjadi doa di atas jalur yang licin. Sobat Jelajah yang berani melangkah ke Butak saat hujan sedang deras, akan pulang dengan kisah yang jauh lebih dari sekadar puncak Gunung. Jadi, siapkah kamu menapaki jalur sepi itu, dengan kepala dingin, hati hangat, dan jiwa yang tak takut basah?
Baca Juga : Tips Mendaki Muria Musim Hujan