Taman Wisata Alam Gua Pattunuang atau yang disingkat TWA Gua Pattunuang) adalah salah satu dari lima unit kawasan konservasi di wilayah Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung. Tak hanya sebagai kawasan konservasi, kawasan ini juga diperuntukan sebagai tempat wisata di Kabupaten Maros. Secara letak administratif, TWA Gua Pattunuang berada di Dusun Pattunuang, Desa Samangki, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Kawasan ini dikelola dengan kerjasama antara pihak Balai TN Babul KLHK dan Disbudpar Pemkab Maros.
Potensi dan daya tarik
TWA Gua Pattunuang adalah salah satu objek wisata yang terletak di Desa Samangki Kecamatan Simbang Kabupaten Maros. Objek wisata alam Gua Pattunuang kaya akan stalaktit dan stalakmit yang menakjubkan. Di kawasan ini terdapat kurang lebih 40 gua yang masih alami dan belum mengalami perubahan-perubahan oleh aktivitas manusia. Berbagai spesies flora dan fauna yang tergolong langka dapat dijumpai ditambah dengan bentangan pegunungan yang curam dan bertebing menjadikan kawasan ini sangat ideal sebagai daerah tujuan wisata petualangan, panjat tebing, dan pendidikan. Panorama alam di sekitar gua sangat indah dan menawan. Dalam kawasan ini terdapat pula batu besar yang berbentuk perahu yang menyimpan legenda yang menarik. Konon menceritakan seorang saudagar Cina yang datang untuk melamar dan mempersunting gadis Samanggi namun lamarannya ditolak. Karena mendapat malu saudagar tersebut mengkaramkan perahunya, perahu inilah yang pada akhirnya menjadi batu. Oleh masyarakat sekitar, batu tersebut dinamakan “Biseang Labboro” yang artinya “perahu yang terdampar”. Pada akhir pekan kawasan ini banyak dikunjungi wisatawan, khususnya remaja yang melakukan camping, caving (penelusuran gua), panjat tebing, atau sekedar menikmati panorama alam. Di TWA Gua Pattunuang ditemukan sekitar 40 gua yang masih alami dan belum mengalami perubahan akibat aktivitas manusia. Pada umumnya gua-gua di kawasan ini dapat ditelusuri secara mudah dengan panjang rata-rata 1.000 meter dan kedalaman rata-rata 30 meter. Gua yang ada TWA Gua Pattunuang antara lain: Gua Anggawati II (panjang ± 1.000 m), Gua Restaurant (panjang ± 1.400 m), Gua de Lapisaine (panjang ± 300 m), Gua Pattunuang 1 dan 2 (panjang masing-masing 500 m), Gua Sambueja I dan II (panjang masing-masing 300 m dan 1.400 m), Gua Kado (panjang ± 1.400 m), Gua Jaria (panjang ± 900 m), Gua Aux mains (panjang ± 600 m), dan lain-lain. Keseluruhan gua tersebut menyajikan keindahan stalaktit dan stalakmit serta sebagai tempat berkembang biak burung walet, kelelawar, laba-laba, lipan, kaki seribu dan lain-lain.
Baca Juga :
Gua Pattunuang I atau Leang Pattunuang I (Inggris: Cave of Pattunuang I ) adalah sebuah gua di Kawasan Karst Maros-Pangkep, bagian area Taman Wisata Alam Gua Pattunuang di Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung. Lokasi gua ini secara administratif terletak di wilayah Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Indonesia. Gua ini jenis gua alam dan gua horizontal dengan panjang berkisar ± 500 meter.
Kawasan Wisata Pattunuang Asue merupakan kawasan wisata yang mengusung tema ekowisata. Secara administratif terletak di wilayah Desa Samangki, Simbang, Maros. Pada tata kelola taman nasional merupakan wilayah kerja Resort Pattunuang. Berdasarkan penataan zonasi masuk dalam zona pemanfaatan dengan luas 102, 71 ha.
Topografi kawasan wisata Pattunuang Asue meliputi topografi perbukitan dan dataran. Jenis tanah di kawasan ini adalah jenis Eutropepts turunan dari Inceptisol, umumnya ditemukan pada daerah berlereng terjal dan puncak bukit kapur. Tanah ini sangat dangkal dan berwarna terang. Iklim di lokasi ini termasuk dalam iklim tipe C (Schmidt dan Ferguson). Kawasan wisata Pattunuang Asue dialiri oleh sungai yang airnya bersumber dari dalam gua dan celah batu (sistem hidrologi karst). Sungai ini mengalir di antara tebing karst yang terjal, ke arah Utara dan merupakan sumber air utama untuk daerah sekitarnya. Lebar sungai bervariasi antara 8 – 15 m.
Pada saat musim kemarau kondisi sungai jernih, dangkal dan tidak begitu deras dan di saat musim kemarau. Namun, disaat musim hujan air keruh, dalam dan cukup deras. Terdapat area perkemahan dengan luas 1,89 ha berupa area terbuka dengan topografi datar berada di antara tepi sungai dan kaki tebing karst. Fasilitas yang ada berupa tempat sampah, shelter dan lavatory (MCK). Kawasan wisata ini memiliki tipe ekosistem karst dengan tumbuhan di antaranya adalah beringin (Ficus spp.) yang merupakan spesies kunci taman nasional ini. Sedikitnya terdapat 28 jenis anggrek alam seperti Phalaenopsis amabilis, Phalaenopsis amboinensis, Bulbophyllum minahassae dan Cleisostoma subulatu.
Jumlah jenis kupu-kupu yang terdapat di kawasan wisata Pattunuang Asue adalah tidak kurang dari 154 jenis kupu-kupu. Jenis kupu-kupu terbanyak adalah Faunis Menado dan yang paling sedikit dan jarang ditemukan adalah Papilio Blumei, keduanya adalah jenis endemik Sulawesi. Yang menarik dari kawasan wisata ini adalah mudahnya menjumpai soa-soa (Hydrosaurus amboinensis). Berjemur di pinggir sungai. Reptil pemakan daun muda ini memiliki semacam layar pada ekornya. – Masyarakat sekitar kawasan pengamatan satwa Karaenta didominasi oleh etnis Bugis dan Makassar.
Baca Juga : Taman Wisata Alam Laut Pulau Kasa