Taman Wisata Alam Deleng Lancuk, Kawasan ini ditunjuk menjadi Taman Wisata Alam sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 08/Kpts/II/1989 tanggal 6 Pebruari 1989. Secara administratif pemerintahan Kawasan Hutan Wisata ini terletak di Kebupaten Daerah Tingkat II Tanah Karo Kecamatan Simpang Empat Desa Lau Kawar.
Untuk mencapai lokasi tempat wisata ini Anda bisa menempuh perjalanan menuju Hutan Wisata Deleng Lancuk yang dapat ditempuh melalui jalan darat dari 2 kota besar di Sumatera Utara, yakni
- Perjalanan yang dimulai dari Medan melalui Kabanjahe lebih kurang 60 km dapat ditempuh lebih kurang satu setengah jam.
- Perjalanan dari Kota Pematang Siantar melalui Kabanjahe kurang lebih 126 km dengan waktu tempuh sekitar dua jam.
FLORA DAN FAUNA
Berbagai macam flora dan fauna ada di kawasan hutan ini. Tumbuhan yang terdapat di Hutan Wisata Alam Deleng Lancuk ini didominasi oleh jenis Keliung dan jenis Ficus. Di dalam hutan ini juga terdapat paya-paya (tanah gambut terapung) yang banyak ditumbuhi jenis rumput-rumputan sampai pada semak belukar.
Pada tepi danau terutama pada bagian tebing banyak dijumpai berbagai jenis pohon Anggrek dengan bunga-bunga yang indah, sedangkan tumbuhan bawah tidak terlalu banyak, beberapa di antaranya adalah yang terdiri dari tumbuhan berbatang basah dan jenis Anggrek Tanah.
Pepohonan di dalam kawasan hutan ini adalah tipe vegetasi dataran tinggi, ditandai dengan pohon-pohon besar yang banyak ditumbuhi oleh lumut.
Di dalam kawasan Taman Wisata Alam Deleng Lancuk juga terdapat jenis satwa liar, seperti: Rusa Rawa Owa , Musang, Kambing Hutan dan Burung Enggang.
SEBAGAI OBYEK WISATA
Deleng Lancuk dan Danau Lau Kawar memiliki potensi kepariwisataan yang sangat tinggi berupa kombinasi antara alam berbukit dengan danau yang berair jernih. Hal tersebut menciptakan panorama alam yang sangat indah Keadaan dan menarik di dalam kawasan ini, sehingga akan menarik wisatawan yang ingin menikmati keasrian pemandangan alam dengan hutan yang masih alami. Selain itu keadaan cuaca sejuk yang dipengaruhi oleh hembusan angin pegunungan segar membuat perasaan semakin nyaman yang akan membuat pengunjung akan betah bersantai di tempat ini.
Sementara di bagian danaunya dapat dilakukan kegiatan-kegiatan wisata yang bertujuan menikmati pemandangan alam seperti kegiatan hiking, kegiatan memancing di Danau Lau Kawar atau berkemah. Beberapa prasarana dan sarana pendukung yang tersedia di Kawasan Hutan Wisata Alam Deleng Lancuk antara lain jalan masuk, pintu gerbang (loket karcis), areal camping ground dan MCK. Namun Sarana penginapan (seperti hotel, losmen dan motel) sampai saat ini masih belum tersedia, sehingga belum memungkinkan pemgunjung untuk menginap di dalam kawasan ini.
Indonesia memiliki kekayaan hutan dan keanekaragaman flora. Salah satu keanekaragaman floranya ialah jamur. Jamur termasuk tumbuhan sederhana yang sering ditemukan di alam bebas. Jamur ada yang dapat di konsumsi dan ada juga jamur yang beracun. Sebelum dikonsumsi, jamur harus diidentifikasi dan diperiksa keamanannya dengan baik, sehingga informasi mengenai kekayaan jenis jamur dan manfaatnya dipahami oleh masyarakat. Penelitian jamur makroskopis di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara bertujuan untuk mengetahui jenis jamur makroskopis dan membuat kunci determinasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplorasi dengan melakukan pengamatan langsung pada area TWA Deleng Lancuk. Hasil penelitian diperoleh 33 jenis jamur makroskopis yang termasuk ke dalam 20 famili yaitu 2 spesies dari famili Ganodermataceae, 2 spesies dari famili Marasmiaceae, 4 spesies dari famili Polyporaceae, 4 spesies dari famili Psathyrellaceae, 3 spesies dari famili Strophariaceae, 4 spesies dari famili Tricolomataceae dan masing-masing 1 spesies dari famili Agaricaceae, Boletaceae, Cantharellaceae, Cortinariaceae, Crepidotaceae,Famitopsidaceae, Hygroporaceae, Hymenogastraceae, Inocybaceae, Mycenaceae, Pluteaceae, Russulaceae, Sclerodermataceae, dan Stereaceae. Spesies paling sering di temukan yaitu Microporus xanthopus (Fr.) Kuntze dan Microporus affinis (Blume & T.Nees) Kuntze dari famili Polyporaceae, Crepidotus mollis (Fries) dan Crepidotus herbarum (Peck) Peck dari famili Crepidotaceae. Spesies jamur makroskopis yang paling sedikit ditemukan yaitu Tricholoma sp dari famili Tricolomataceae, Coprinopsis candidate (Ulje) Gminder & Bohning dari famili Psathyrellaceae, dan Marasmius perforans (Hoffm.) Fr dari famili Marasmiaceae
Baca Juga : Taman Wisata Alam Sijaba Huta Ginjang