Ditetapkannya Taman Nasional Komodo selaku The New 7 Wonders of Nature pada 2012 kemudian menjadikan kunjungan turis ke posisi ini terus menjadi bertambah. Taman nasional yang jadi habitat endemik komodo ini membentang di antara Pulau Sumbawa serta Pulau Flores, dan mempunyai pesona yang begitu menawan.
Binatang komodo( Varanus komodoensis) memanglah jadi ikon dari taman nasional ini, namun kekayaan alam yang dipunyai tidak cuma sebatas itu. Kawasan yang dikelola Balai Taman Nasional Komodo ini sesungguhnya ialah gugusan sebagian pulau yang tercipta akibat pertemuan 2 lempeng daratan Asia serta Australia.
Tidak hanya itu, terdapat banyak sekali aktivitas serta destinasi wisata yang bisa didatangi di kawasan Taman Nasional Komodo/ Komodo National Park seluas 1. 733 kilometer persegi ini. Apa saja itu? ikuti baik- baik pembahasan lengkap menimpa Taman Nasional Komodo berikut ini.
Keadaan Alam Taman Nasional Komodo
- Letak serta Topografi
Taman Nasional Komodo secara geografis terletak di antara 119°20’ 95’’– 119°49’ 20’’ Bujur Timur serta 8°24’ 35’’– 8°50’ 2’’ Lintang Selatan. Sedangkan secara administratif kawasan ini terletak di kawasan kecamatan Komodo, kabupaten Manggarai, provinsi Nusa Tenggara Timur, yang membentang di antara Pulau Flores serta Pulau Sumbawa.
Topografi wilayahnya datar, berbukit, hingga bergunung- gunung. Apalagi di sebagian titik berbentuk lereng yang curam dengan kemiringan antara 0 hingga 80 derajat.
Sebab ialah kawasan pertemuan lempeng Sahul serta lempeng Sunda, daerah ini mempunyai sebagian gunung berapi, misalnya Gunung Sangeang Api. Sebaliknya gunung paling tinggi di kawasan TN Komodo merupakan Gunung Satalibo( 735 mdpl) di Pulau Komodo serta Gunung Dora Ora( 667 mdpl) di Pulau Rinca.
- Geologi serta Tanah
Sebab terletak pada pertemuan 2 lempeng, hingga kawasan taman nasional ini sempat hadapi letusan vulkanis yang besar pada era dulu. Tekanan yang begitu besar pula menyebabkan terumbu karang terangkat serta bermacam kegiatan vulkanik yang lain terjalin. Walhasil terbentuklah bermacam pulau di kawasan ini.
Struktur tanah taman nasional ini didominasi oleh tanah liat, batu kapur, konglomerat kapur, serta batu vulkanis, paling utama di daerah Pulau Komodo Timur, Pulau Padar, serta Pulau Rinca. Terdapat pula tipe tanah lain, ialah tanah mediteran merah kuning, latosol, dan grumosol.
- Hawa serta Hidrologi
Bersumber pada klasifikasi Schmidt serta Ferguson, keadaan hawa di kawasan taman nasional ini tercantum dalam jenis F. Jenis ini ialah kalangan daerah yang sangat kering. Curah hujan dalam setahun dekat 800 sampai 1. 500 milimeter. Sedangkan temperatur hawa maksimum merupakan 43° celcius serta minimum 17° celcius.
Angin kering bertiup kencang dari arah Tenggara pada bulan April sampai November serta menimbulkan terbentuknya masa kemarau di taman nasional ini. Sebaliknya pada bulan Oktober sampai Maret, angin bertiup dari arah barat laut yang menimbulkan masa basah ataupun hujan di kawasan Taman Nasional Komodo.
- Ekosistem dan Zonasi
Ekosistem di Taman Nasional Komodo terdiri dari ekosistem dasar laut, ekosistem sabana, serta ekosistem hutan. Bersumber pada Peraturan Pemerintah Nomor. 28 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam serta Kawasan Pelestarian Alam, pada pasal 16 ayat 1 serta 2 dipaparkan kalau penyusunan kawasan dicoba dengan menyusun zonasi serta tata daerah kerja, dan pada pasal 18 ayat 1 serta 2 menarangkan tentang zonasi pengelolaan Taman Nasional meliputi Zona Inti, Zona Rimba, Zona Pemanfaatan, serta/ ataupun zona lain cocok dengan keperluan yang diresmikan oleh Menteri ataupun pejabat bersumber pada kriteria.
Taman Nasional Komodo mempunyai 9 zona bersumber pada peraturan dari SK Dirjen PHKA Nomor. 65/ Kpts/ Dj- V/ 2001, antara lain:
Zona Inti
Zona inti TN Komodo seluas 34. 311 hektar serta jadi zona yang harus dilindungi. Pada zona ini tidak diperbolehkan terdapatnya pergantian apapun akibat aktivitas manusia. Zona inti cuma dipergunakan buat aktivitas yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, pembelajaran, serta riset.
Zona Rimba
Zona rimba TN Komodo seluas 66. 921, 08 hektar yang didalam zona ini tidak diizinkan aktivitas semacam pada zona inti kecuali aktivitas wisata alam secara terbatas.
Zona Bahari
Zona bahari merupakan wilayah yang terletak di perairan sepanjang 500 meter dari garis tepi laut serta ke arah luar garis isodepth, dan batasan 20 meter mengelilingi karang serta pulau, kecuali pada zona pemanfaatan tradisional bahari. Pada zona seluas 36. 308 hektar ini tidak boleh dicoba aktivitas semacam zona inti( pengambilan hasil laut), kecuali buat aktivitas wisata alam secara terbatas.
Zona Pemanfaatan Wisata Daratan
Zona pemanfaatan wisata daratan ini mempunyai luas 824 hektar. Aktivitas yang dapat dicoba di zona ini sama semacam pada zona ini serta zona rimba, tetapi diperbolehkan melaksanakan pengembangan fasilitas serta prasarana buat menunjang pariwisata alam serta tamasya terestrial.
Zona Pemanfaatan Wisata Bahari
Zona pemanfaatan wisata bahari memiliki luas dekat 1. 584 hektar serta ada di perairan laut. Aktivitas yang dapat dicoba semacam zona inti serta zona rimba, dan izin buat pengembangan fasilitas serta prasarana buat aktivitas wisata alam serta bahari.
Zona Pemanfaatan Tradisional Daratan
Zona seluas 879 hektar ini ialah kawasan yang diperuntukkan untuk warga asli kawasan Taman Nasional Komodo yang menemukan izin hak spesial buat menggunakan alam dekat oleh Kepala Balai Taman Nasional Komodo. Pemanfaatan tersebut berbentuk pemenuhan kebutuhan bawah pada bagian daratan.
Zona Pemanfaatan Tradisional Bahari
Zona pemanfaatan tradisional bahari mempunyai luas 17. 308 hektar yang diperuntukkan untuk warga asli kawasan TN Komodo dengan seizin Kepala Balai Taman Nasional Komodo. Pada zona ini warga asli bisa menggunakan kekayaan bahari buat penuhi kebutuhan bawah. Pengambilan kekayaan perairan laut wajib dicoba dengan perlengkapan ramah area, semacam pancing, jaring serta perlengkapan simpel yang lain.
Zona Permukiman Tradisional Masyarakat
Zona ini ialah wilayah pemukiman tradisional yang bermanfaat selaku tempat tinggal warga asli yang terikat dengan peraturan tertentu hasil konvensi dengan Balai Taman Nasional Komodo. Zona permukiman tradisional warga di TN Komodo seluas 298 hektar.
Zona Spesial Pelagis
Zona pelagis merupakan kawasan yang memperbolehkan warga asli melaksanakan penangkapan ikan serta pengambilan hasil laut yang tidak dilindungi. Pemanfaatan hasil laut wajib memakai alat- alat ramah area, semacam pancing, huhate, jaring, bagan, paying serta yang lain. Di zona seluas 59. 601 hektar ini pula bisa dicoba aktivitas wisata serta berolahraga.
Sejarah TN Komodo
Komodo mulai diketahui oleh para periset semenjak tahun 1911. Tepatnya semenjak Peter Ouwens, seseorang kurator dari Museum Zoologi Bogor menemukan laporan tentang penemuan binatang dari JKH Van Steyn, seseorang Perwira Hindia Belanda. Mulai dikala itu, reptil purba ini diberi nama ilmiah Varanus komodoensis serta timbul pemahaman hendak berartinya melindungi kelestarian binatang ini.
Taman Nasional Komodo didirikan pada bertepatan pada 6 Maret 1980 dengan tujuan buat membagikan proteksi terhadap komodo serta habitatnya. Berikutnya pada bertepatan pada 1991, kawasan ini diresmikan oleh UNESCO selaku web peninggalan dunia, setelah itu menyusul satu tahun selanjutnya diresmikan selaku Simbol Nasional oleh Presiden Republik Indonesia dikala itu.
Daerah perairan TN Komodo pula diresmikan selaku Kawasan Proteksi Laut pada bertepatan pada 2000 serta jadi salah satu Taman Nasional Model di Indonesia pada tahun 2006.
Setelah itu pada bertepatan pada 11 November 2011, Taman Nasional Komodo sukses terpilih jadi salah satu pemenang sedangkan New 7 Wonders ataupun 7 Keajaiban Dunia Baru bersama dengan Hutan Amazon, Air Terjun Iguazu, Teluk Halong, Pulau Jeju, Table Mountain serta Sungai Dasar Tanah Puerto Princesa. Dari segala pemenang tersebut, suara paling banyak jatuh kepada TN Komodo serta penetapan jadi 7 Keajaiban Dunia Terkini dicoba pada bertepatan pada 13 September 2013.
Status Hukum
Kawasan Taman Nasional Komodo masuk ke dalam catatan IUCN( International Union for Conservation of Nature and Alami Resources) selaku Taman Nasional Jenis II.
Peraturan menimpa proteksi TN Komodo ada dalam Keputusan Menteri Kehutanan Nomor. 06/ Kpts- II/ 1992 bertepatan pada 29 Februari 1992 dengan menetapkan luas kawasan Balai Taman Nasional Komodo merupakan 173. 300 hektar yang terdiri dari Pulau Komodo( 33. 937 hektar), Pulau Rinca( 19. 625 hektar), Pulau Padar( 2. 017 hektar), Pulau Gili Motang( 3. 328 hektar), serta pulau- pulau kecil dan perairan laut sekelilingnya.
Flora serta Fauna Taman Nasional Komodo
Walaupun taman nasional ini sangat terkenal dengan binatang komodo, namun fauna yang menghuninya tidak cuma komodo. Terdapat banyak sekali tipe flora serta fauna yang hidup di kawasan dengan pesona alam luar biasa ini.
Secara totalitas ada bermacam spesies flora serta fauna yang berasal dari Australia serta Asia. Ada 254 tipe spesies tanaman yang hidup di kawasan ini, dan terdapat 58 tipe binatang serta 128 tipe burung.
- Flora
Terdapat sebagian jenis vegetasi yang ada di kawasan taman nasional ini. Tipe tanaman yang hidup pada vegetasi tersebut pula berbeda- beda, antara lain:
Hutan Hujan
Jenis vegetasi awal merupakan hutan hujan serta ialah zona pegunungan dengan ketinggian menggapai lebih dari 500 m di atas permukaan laut. Rotan( Calamus sp.) serta bambu( Bambusa sp.) ialah 2 tipe tanaman yang sangat banyak ditemui di zona ini.
Hutan Tropis Musim
Pada jenis vegetasi hutan tropis masa, kawasan ini terletak pada ketinggian di dasar 500 m di atas permukaan laut. Ada spesies tumbuhan khas, semacam kepuh ataupun wool( Sterculia foetida) serta asam( Tamarindus indica).
Savana
Jenis vegetasi ketiga merupakan savana yang terletak di ketinggian 0 hingga 400 m di atas permukaan laut. Vegetasi ini ialah zona terluas dari taman nasional, apalagi menggapai 70%. Sebagian flora yang bisa ditemukan merupakan bidara( Ziziphus jujuba), lontar( Borassus flabellifer), Chloris barbata, Heteropogon contortus, serta Setaria adhaerens.
Hutan Bakau
Terakhir merupakan vegetasi hutan bakau yang terletak di teluk terlindungi. Sebagian tipe flora di kawasan ini merupakan Lumnitzera racemosa, Sonneratia alba, api- api( Avicennia marina), Bruguiera sp., Ceriops tagal, Rhizophora mucronata, serta Rhizophora sp.
- Fauna
Komodo( Varanus komodoensis) ialah binatang yang sangat dominan di kawasan taman nasional ini. Namun terdapat pula bermacam spesies lain dari tipe burung, mamalia, serta reptil. Selaku kawasan Wallacea yang tercipta dari pertemuan 2 lempeng daratan, fauna di kawasan ini ialah perpaduan antara Asia serta Australia.
Tipe mamalia yang menghuni taman nasional ini, antara lain kuda liar( Equus caballus), kerbau liar( Bubalus bubalis), babi hutan( Sus scrofa), anjing hutan( Cuon alpinus), serta musang( Paradoxurus hermaphroditus).
Mamalia lain yang cuma terdapat di salah satu pulau di kawasan taman nasional ialah Pulau Rinca merupakan monyet ekor panjang( Macaca fascicularis). Sedangkan rusa( Cervus timorensis) bisa ditemui di Gunung Berkembang, Doro Ora, sampai Loh Dasami.
Tipe burung yang hidup di wilayah ini merupakan kakatua jambul kuning( Cacatua sulphurea), burung raja udang( Halcyon chloris), burung kacamata laut( Zosterops chloris), pergam hijau( Ducula aenea), Philemon buceroides, elang tutul( Falco moluccensis), elang ikan( Pandion haliaetus), burung gosong( Megapodius reinwardt), tekukur( Streptopelia chinensis), serta perkutut( Geopelia streptriata).
Ada pula burung yang sangat menarik merupakan ayam hutan( Gallus varius) yang tersebar di Pulau Rinca. Ada pula elang ikan, elang tutul, serta burung gosong yang dikala ini terletak dalam jenis terancam punah.
Sedangkan tipe reptil yang hidup di kawasan ini, antara lain ular russel( Viperia russeli), ular tumbuhan hijau( Trimeresurus albolabris), ular kobra( Naja naja), serta masih banyak lagi.
Daerah Taman Nasional Komodo sebagian besar merupakan perairan, sehingga pula mempunyai kekayaan berbentuk biota laut yang bermacam- macam. Sekurang- kurangnya ada 253 spesies karang yang membentuk terumbu dan 1. 000 spesies ikan hidup di perairan dekat.
Komodo( Varanus komodoensis)
Fokus utama pembuatan Taman Nasional Komodo merupakan buat melindungi reptil purba bernama Komodo. Buat lebih mengenalnya, berikut ini merupakan uraian menimpa hewan endemik serta sangat jarang ini, adalah:
Habitat
Reptil endemik Indonesia ini sesuai hidup di habitat sabana yang terdiri dari vegetasi padang rumput serta tumbuhan yang tidak sering. Habitat semacam itu ada di Taman Nasional Komodo dengan luasan menggapai 70% dari total segala wilayahnya. Di kawasan ini bisa ditemui bermacam tipe tanaman, semacam Setaria adhaerens, Heteropogon contortus, Chloris barbata, Borassus flabellifer, dan Ziziphus jujuba.
Sebaliknya temperatur dan kelembaban yang sempurna buat komodo bertahan hidup merupakan pada temperatur 23 C hingga 40 C serta kelembaban 45% hingga 75%, dan terletak pada ketinggian 0 sampai 600 mdpl dengan sudut kemiringan 10 sampai 40.
Makanan
Varanus komodoensis ataupun komodo merupakan hewan karnivora ataupun pemakan daging. Di kawasan ini komodo merupakan predator puncak yang melaksanakan perburuan, sebagian hewan buruannya antara lain babi hutan, rusa, kerbau, serta sebagainya. Komodo muda ataupun yang masih kecil biasanya mencari hewan- hewan kecil semacam tikus, ular, dan kadal kecil.
Komodo tidak beracun, hendak namun air liurnya memiliki kuman yang menolong melumpuhkan mangsanya sebab peradangan yang membatasi serta menghindari pembekuan darah pada mangsanya yang tergigit.
Reptil Purba ini pula tercantum hewan kanibal, karena pada keadaan tertentu komodo bisa memangsa komodo yang lain. Watak ini ialah wujud menyesuaikan diri pertahanan hidup tidak hanya keahlian memanjat serta berjalan dari tumbuhan ke tumbuhan yang lain. Hendak namun, keahlian memanjat serta berjalan di tumbuhan tersebut cuma dipunyai oleh komodo muda buat menjauhi komodo yang lebih besar dan predator lain.
Status Kelangkaan
Secara internasional, komodo diakui selaku reptil purba yang masih bertahan hidup sampai dikala ini. IUCN memasukkan komodo selaku spesies dengan status Vulnerable, sebaliknya CITES memasukkannya ke dalam Appendix I. Pemerintah Indonesia mengelompokkan komodo selaku catatan binatang yang dilindungi bersumber pada Pemerintah Nomor. 7 Tahun 1999.
Aktivitas serta Destinasi Wisata
Berkunjung ke Taman Nasional Komodo tidak cuma sebatas buat mengamati hewan purba komodo, hendak namun dapat lebih dari itu. Terlebih kawasan taman nasional ini mempunyai pesona alam yang menawan dengan keragaman flora serta fauna, dan budaya warga lokal. Kekayaan tersebut pula jadi tujuan wisata yang harus didatangi dikala terletak di kawasan ini.
- Mengamati Hewan Purba Komodo
Posisi buat mengamati hewan purba ini di Taman Nasional Komodo merupakan Pulau Komodo sendiri. semenjak diresmikan selaku salah satu keajaiban dunia tipe New 7 Wonders pada tahun 2012 serta web peninggalan dunia oleh UNESCO, kawasan ini jadi destinasi wisata yang diminati turis lokal ataupun mancanegara.
Pulau Komodo sendiri mempunyai dimensi luas 390 kilometer persegi yang ditempati dekat 1. 400 ekor komodo pada tahun 2012 kemudian. Hewan yang pula diucap selaku kadal raksasa ini bisa disaksikan selama trek yang dilalui serta pasti saja dengan dampingan dari ranger buat menjauhi serbuan seketika dari komodo.
Ekspedisi panjang mendaki bukit serta menyusuri hutan nanti hendak terbayar bila telah memandang binatang yang dikira selaku dinosaurus tipe modern ini. Terlebih bila sukses mengabadikan momen dengan komodo yang nyatanya sangat mengasyikkan.
- Loh Buaya di Pulau Rinca
Alternatif terbaik buat mengamati komodo tanpa wajib menempuh ekspedisi jauh sampai ke Pulau Komodo merupakan di Pulau Rinca. Alasannya, pulau ini merupakan tempat hidup komodo yang sangat dekat dari Labuan Bajo. Apalagi bagi informasi tahun 2012 jumlah komodo di pulau ini nyaris sama di Pulau Komodo ialah 1. 336 ekor.
Salah satu perbandingan dari ekspedisi di Pulau Rinca serta Pulau Komodo merupakan keadaan alam yang dilalui. Bila di Pulau Komodo jalurnya lewat hutan, hingga di Pulau Rinca melewati padang sabana yang sangat luas, sehingga kondisinya lebih panas.
- Tepi laut Pink
Diucap selaku Tepi laut Pink, sebab pasir pantainya yang bercorak pink. Cuma saja warga setempat menyebutnya selaku tepi laut merah. Warna pasir tepi laut yang tidak biasa ini setelah itu diteliti serta hasilnya merupakan warna pink dari pasir tersebut berasal dari pecahan karang bercorak di laut yang setelah itu terhempas sampai tepi laut.
Sebagian aktivitas yang bisa dicoba di tepi laut ini merupakan bermain sepak bola ataupun voli, dan snorkeling, serta diving. Kedua aktivitas ini sangat mengasyikkan, sebab di dasar laut banyak ditemukan biota unik serta gugusan karang.
- Pulau Padar
Pulau Padar ialah surga buat para pemburu spot menawan buat mengambil gambar. Perihal itu disebabkan pulau ini mempunyai panorama yang betul- betul luar biasa ialah gugusan pulau dan gunung- gunung kecil yang menciptakan keelokan natural.
Semenjak mulai booming pada tahun 2014 kemudian, para turis rela menempuh jalan yang lumayan besar dengan berjalan kaki buat menikmati indahnya pesona alam dari ketinggian. Walaupun meletihkan, seluruhnya tentu hendak terganti. Apalagi tidak tidak sering yang melaksanakan gambar pre- wedding di mari.
- Pulau Kalong
Mendengar namanya saja telah jelas jika pulau ini jadi rumah untuk ribuan kalong ataupun kelelawar. Dikala petang hari turis bisa menikmati panorama alam langit yang dihiasi oleh ribuan kalong. Sayangnya momen ini cuma bisa dirasakan pada sore hari menjelang senja. Tidak hanya mau memandang kalong, wisatawan pula sekalian menikmati sunset di Pulau Kalong ini.
- Gili Lawa
Gili Lawa ialah salah satu destinasi yang sangat disukai di kawasan Taman Nasional Komodo, sehingga sangat disayangkan bila tidak pernah berkunjung kesini.
Sesungguhnya pulau kecil Gili Lawa ialah pintu masuk mengarah Pulau Komodo. Imbalan kala terletak di pulau ini merupakan panorama alam magis yang bisa dinikmati dari ketinggian.
Dari atas bukit di Gili Lawa, wisatawan bisa memandang 2 pulau yang terpisah, namun terhubung dengan daratan yang kecil. Tidak hanya itu, dari bukit ini pula nampak panorama alam deretan pulau yang apik berpadu dengan laut biru hendak memanjakan mata. Aktivitas yang bisa dicoba di pulau ini merupakan menyelam.
- Pulau Kambing
Terletak lumayan dekat dari Pulau Rinca, terdapat Pulau Kambing yang pula masih tercantum ke dalam kawasan Taman Nasional Komodo. Perihal menarik terdapat di balik penamaan pulau ini, ialah tanaman hijau yang menutupinya nampak semacam bulu domba, sehingga dinamai Pulau Kambing.
- Pulau Kelor
Tidak cuma Pulau Seribu saja yang mempunyai Pulau Kelor, nyatanya di kawasan Taman Nasional Komodo pula terdapat pulau dengan nama yang sama. Pulau ini pasti tidak kalah memesona dengan yang terdapat di Pulau Seribu. Panorama alam yang begitu menawan bisa dinikmati dari atas puncak bukit di Pulau Kelor ini.
Pulau Kelor mempunyai tepi laut yang sangat indah dengan pasir bercorak putih. Turis umumnya melaksanakan snorkeling serta diving di laut ini, sebab panorama alam dasar laut yang sangat memanjakan mata serta berisi gugusan terumbu karang serta ikan- ikan menawan.
Akses Mengarah TN Komodo
Buat hingga di Taman Nasional Komodo, kita bisa memakai jalan darat, jalan hawa ataupun jalan laut. Sebagian rute buat mengarah kawasan ini antara lain:
Denpasar– Mataram– Bima dengan memakai pesawat ditempuh sepanjang 1, 5 jam. Setelah itu diteruskan lewat jalan darat mengarah Sape. Sehabis hingga, wisatawan bisa menaiki kapal feri buat datang di TN Komodo.
Kupang– Manggarai– Labuan Bajo dengan memakai pesawat ditempuh sepanjang 3 jam. Setelah itu diteruskan dengan menaiki speed boat ataupun fer mengarah TN Komodo.
Kupang– Ende bisa ditempuh memakai pesawat. Setelah itu lewat jalan darat menaiki minibus mengarah Labuan Bajo sepanjang 10 jam. Berikutnya kita bisa menaiki kapal ferry ataupun speedboat sepanjang 2 jam mengarah Taman Nasional Komodo.
Warga Taman Nasional Komodo
Tidak hanya jadi habitat proteksi binatang komodo, taman nasional ini pula jadi pemukiman penduduk, tepatnya di Kampung Kerora yang ditempati 529 jiwa. Penduduk kampung ini biasanya menjabat selaku nelayan tradisional, petani, peternak, serta pemungut hasil hutan.
Sebagian besar masyarakat Kampung Kerora beragama Islam serta mempunyai adat istiadat yang masih dipegang, semacam tradisi pernikahan, pembagian tanah ataupun waris, masa tanam serta panen, masa melaut, serta tradisi sosial yang lain.
Tidak hanya Kampung Kerora, ada pula pemukiman lain yang bernama Kampung Komodo, posisinya terletak dekat dengan Teluk Slawi. Walaupun belum didukung sarana wisata yang lengkap, hendak namun wisatawan bisa memandang kehidupan tradisional penduduk, semacam tarian tradisional, seni bela diri, dan hasil kerajinan berbentuk arca komodo yang dibuat dari kayu.
Secara totalitas sesungguhnya terdapat 4 pemukiman yang ditempati oleh masyarakat asli, ialah Kampung Komodo di Pulau Komodo, Kampung Rinca serta Kampung Kerora di Pulau Rinca serta Kampung Papagaran di Pulau Papagarang. Populasi penduduk di kawasan Taman Nasional Komodo bersumber pada sensus tahun 2010 merupakan 4. 251 jiwa. Disini, warga lokal yakin bila sebagian masyarakat mempunyai keahlian berdialog dengan komodo.
Baca Juga : Taman Nasional Kerinci Seblat, Terluas Di Sumatera