Taman Nasional Gunung Maras merupakan salah satu wilayah konservasi yang berada di Pulau Bangka. Kawasan ini ditetapkan sebagai taman nasional pada tahun 2016 melalui Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK.576/Menhlk/Setjen/PLA.2/7/2016 tanggal 27 Juli 2016.
Kawasan TN Gunung Maras berada di Kabupaten Bangka, tepatnya pada Desa Berbura, Kecamatan Riau Silip dan Desa Dalil, Kecamatan Bekam. Sebelumnya, kawasan ini merupakan wilayah hutan konservasi dengan luas 16.806,91 hektar dan berada di Gunung Maras yang merupakan satu-satunya gunung yang dapat dijumpai di Pulau Bangka.
Meskipun sebelumnya kurang mendapat perhatian dan status taman nasionalnya baru diperoleh, kawasan Gunung Maras ternyata menyimpan banyak sekali panorama alam. Panorama tersebut membentuk bentangan alam dan menjadi destinasi wisata yang menjanjikan bagi pengunjung taman nasional.
Destinasi Wisata Taman Nasional Gunung Maras
Cukup banyak obyek wisata yang dapat dijadikan tujuan di Taman Nasional Gunung Maras. Sebab, kawasan ini memang telah terkenal dengan keindahan alamnya seperti perbukitan, sungai, sampai dengan air terjun yang jumlahnya cukup banyak.
1. Bukit Idat
Bukit Idat merupakan salah satu tujuan wisata yang diminati oleh pengunjung Taman Nasional Gunung Maras. Akses menuju bukit yang puncaknya berada pada ketinggian 400 meter di atas permukaan laut ini dapat ditempuh dengan berjalan kaki menyusuri jalan setapak dari Kantor Desa Dalil.
Waktu yang diperlukan untuk mencapai puncak bukit ini kurang lebih 3 jam. Kondisi jalan setapak yang dilalui juga termasuk bagus meskipun hanya dibuat oleh penduduk sekitar.
Nama Bukit Idat diambil dari nama salah satu tipe vegetasi yang tumbuh mendominasi spesies lainnya. Vegetasi ini adalah tumbuhan idat (Cratocxylon arborescens) yang tersebar secara merata di atas puncak bukit.
Ketika sampai di puncak Bukit Idat, pengunjung akan disuguhkan pemandangan berupa keindahan alam yang sangat menakjubkan. Salah satu objek foto yang menarik di puncak ini adalah keberadaan batu yang menjulang tinggi dengan latar belakang panorama alam.
Menikmati keindahan alam di atas Bukit Idat tidak cukup mengabadikan berbagai momen dengan berfoto saja. Pengunjung juga biasanya akan mendirikan tenda untuk bemalam di puncak bukit. Selain dapat merasakan sensasi menyatu dengan alam liar, berkemah juga akan memberikan pemandangan yang tak ditemukan pada siang hari.
Salah satu jenis flora yang akan dijumpai sepanjang kawasan Bukit Indah antara lain adalah kantong semar (Reinwardtiana) yang penyebarannya merata mulai dari area lereng bukit sampai dengan puncak bukit.
Selain itu, spesies flora lain yang juga tumbuh di areal bukit ini adalah pohon semangkok, pelangkis atau dikenal sebagai pohon beringin, pelawan merah, meranti (Shorea sp.), tumbuhan idat, medang, matras, mahang, beberapa jenis anggrek seperti anggrek merpati dan anggrek Bulbophyllum.
2. Air Terjun Dalil
Selain Air Terjun Bukit Idat, satu lagi air terjun yang ada di kawasan Taman Nasional Gunung Maras dan cukup terkenal di kalangan pengunjung. Air terjun tersebut tidak lain adalah Air Terjun Dalil yang berlokasi di Desa Rambang, Kecamatan Riau Silip, Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung.
Akses menuju air terjun yang mempesona ini dapat dimulai dengan berkendara menuju pintu masuk dari kawasan air terjun. Pintu masuk tersebut berada di Desa Dalil yang jaraknya kurang lebih 3,5 kilometer dari areal Rimba Mambang yang merupakan hutan lindung di Desa Dalil.
Sepanjang perjalanan pengunjung akan melihat keindahan alam yang masih cukup asri. Beberapa diantaranya adalah perkebunan lada milik masyarakat setempat dan perkebunan kelapa sawit yang membentang di antara jalanan berkerikil pada wilayah perbukitan, sehingga menjadi tantangan sendiri untuk melalui area ini.
Pengunjung masih dapat menggunakan kendaraan dari kawasan perkebunan hingga mencapai lokasi pemberhentian yang pertama. Lokasi ini berada di dalam kawasan hutan lindung dan mewajibkan pengunjung untuk memarkir kendaraan serta membayar biaya parkirnya.
Setelah itu, perjalanan menuju air terjun diteruskan dengan berjalan kaki. Kondisi jalur yang dilalui cukup menanjak dan waktu yang dibutuhkan kurang lebih satu setengah jam. Hal ini dikarenakan titik dari Air Terjun Dalil memang berada di antara puncak dan lereng Gunung Maras.
Ketika melakukan pendakian, pengunjung juga akan melewati rumah dari juru kunci Gunung Maras di Kampung Buhir. Oleh sebab itu, tidak ada salahnya untuk mampir sejenak di rumah juru kunci ini untuk meminta izin dan arahan.
Perjalanan yang ditempuh dengan berjalan kaki ini dihabiskan dengan menyusuri kawasan hutan dengan barisan pepohonan yang menjulang tinggi serta akar-akar pohon yang timbul dan berukuran besar. Meskipun cukup melelahkan, tetapi udara disana sangat segar dan sejuk.
Pengunjung juga harus melewati aliran sungai kecil sebelum akhirnya sampai di suatu gerbang kecil yang bertuliskan “Air Terjun Dalil”. Ketika berada di pintu gerbang ini, artinya lokasi air terjun semakin dekat dan waktu yang dibutuhkan biasanya hanya sekitar 30 menit.
Batuan granit, areal hutan hujan tropis yang teduh, aliran sungai, sampai jembatan kecil akan menyambut pengunjung selama perjalanan menuju titik lokasi Air Terjun Dalil. Ketika sampai di lokasi air terjun, maka semua rasa penat dan lelah akan langsung terbayar dengan keindahan alam di depan mata.
Kondisi air di salah satu curug ini sangat segar. Di sini pengunjung dapat mandi di alirannya atau sekadar menikmati pemandangan sekitar yang memang mempesona. Pengunjung juga bisa mencoba mendaki hingga ke puncak air terjun, tetapi pastikan untuk berhati-hati karena kondisi bebatuan yang sangat licin.
3. Air Terjun Tujuh Tingkat Bukit Buik
Satu lagi air terjun yang dapat dijadikan sebagai tujuan wisata di Taman Nasional Gunung Maras. Air terjun ini dikenal sebagai Air Terjun Tujuh Tingkat Bukit Buik yang berlokasi di Bukit Buik, Desa Dalil, Kecamatan Bakam, Kabupaten Bangka. Bukit ini tepat bersebelahan dengan Gunung Maras.
Perjalanan menuju lokasi air terjun ini tidak jauh berbeda dengan jalan menuju Air Terjun Dalil. Pengunjung dapat berkendara melalui jalan di sekitar areal perkebunan lada penduduk sekitar dan juga perkebunan kelapa sawit milik perusahaan. Kondisi jalan yang naik turun dengan tanah merah berkerikil menjadi tantangan yang cukup seru.
Setelah perjalanan melalui areal perkebunan tersebut, pengunjung akan mencapai titik pemberhentian pertama dan menitipkan kendaraan di sini. Titik ini berada di kaki Bukit Buik dan di sekitarnya terdapat pondok kebun milik warga yang bisa dijadikan tempat untuk melepas lelah sejenak.
Selanjutnya, pengunjung harus berjalan kaki yang membutuhkan waktu kurang lebih satu setengah jam. Perjalanan ini akan terasa berat, sehingga pengunjung harus mempunyai kondisi mental dan fisik yang baik. Meskipun begitu keindahan alam yang dijumpai sedikit banyak dapat mengobati rasa lelah.
Perjalanan tersebut dilakukan dengan menyusuri areal hutan dan mendaki bebatuan di Bukit Buik. Pengunjung akan menjumpai barisan pepohonan yang sangat tinggi sepanjang perjalanan serta kondisi udara yang semakin masuk ke belantara, semakin terasa segar.
Semua rasa lelah yang dirasakan sepanjang perjalanan akan langsung terbayar begitu sampai di Air Terjun Tujuh Tingkat Bukit Buik. Kondisi aliran air di curug satu ini masih sangat baik dengan keindahan alam sekitar yang juga masih alami. Salah satu jenis tumbuhan yang banyak dijumpai adalah pohon pelawan yang sanggup tumbuh di bebatuan cadas.
Tingkatan air terjun yang paling baik untuk sekadar bersantai atau camping adalah pada tingkatan yang ketiga. Kondisi topografi di sini cukup landai dengan kondisi alam sekitar yang teduh.
Selain itu, aliran air terjun pada tingkat ketiga terdapat kolam kecil yang dapat ditempati untuk berendam serta berenang. Panorama alam yang dapat dinikmati dari ketinggian juga sangat memukai. Pengunjung bisa menyaksikan perkebunan lada dan kelapa sawit yang telah dilewati dari atas ketinggian.
Baca Juga : Taman Nasional Gunung Leuser – 10 Destinasi Wisata