Taman Nasional Alas Purwo – 11 Destinasi Sabana Timur Jawa

Taman Nasional Alas Purwo

Share This Post

Taman Nasional Alas Purwo merupakan salah satu taman nasional yang berada di timur Pulau Jawa. Dalam bahasa Jawa, nama kawasan ini memiliki arti ‘kawitan’ atau ‘permulaan’. Hutan di area ini dianggap sebagai hutan tertua di Jawa. Selain itu, kawasan ini juga dikenal angker dan dikeramatkan hingga saat ini.

Terlepas dari mitos angkernya kawasan Alas Purwo, pesona alam yang dimilikinya sangat menawan. Tipe ekosistem yang bervariasi berpadu dengan bentangan alam menjadikan kawasan ini surga untuk berbagai jenis flora dan fauna. Hal tersebut sekaligus menjadikan kawasan ini sebagai lokasi wisata yang menarik.    

Destinasi Wisata

Hal menarik lain dari Taman Nasional Alas Purwo adalah banyaknya tujuan wisata yang dapat dikunjungi oleh para pengunjung. Hal tersebut juga tidak lepas dari kondisi alam taman nasional ini yang cukup beragam. Sejalan dengan hal tersebut, kegiatan wisata yang dapat dilakukan juga semakin lengkap.

  • Gua Istana Alas Purwo Banyuwangi

Sebagai kawasan yang berada di dalam wilayah karst, Taman Nasional Alas Purwo mempunyai cukup banyak gua alam yang menarik untuk dikunjungi. Bahkan diketahui ada sedikitnya 44 gua yang ada di kawasan ini.

Salah satu gua yang menjadi lokasi wisata adalah Gua Istana yang dapat dituju dengan berjalan kaki dari Pos Pancur sekitar satu jam menyusuri hutan bambu.

Tidak hanya Goa Istana saja, beberapa gua lain yang juga sering dikunjungi yaitu Goa Padepokan, Goa Lowo, Goa Gajah, Goa Basori, dan Goa Mayangkara. Kunjungan yang dilakukan ke gua-gua tersebut biasanya untuk tujuan wisata spiritual seperti bertapa dan bersemedi, tergantung keyakinan apa yang dianut.    

  • Sabana Sadengan

Salah satu ekosistem yang dapat dijumpai di  Taman Nasional Alas Purwo adalah ekosistem savana. Kawasan ini juga menjadi tujuan wisata yang digemari pengunjung. Terdapat hutan padang rumput Sadengan yang merupakan sabana seluas 84 hektar.

Savana Sadengan ini berlokasi sekitar 2 km dari Pos Rowobendo. Pengunjung dapat menikmati panorama alam bebas yang memikat di kawasan ini. Kita dapat melihat kawanan banteng dan rusa yang kerap berkeliaran, serta burung merak memiliki bulu-bulu indah.

Hutan sabana yang mampu menghipnotis pengunjung dengan sensasi seperti bersafari di padang sabana Afrika ini tidak bisa dimasuki secara bebas oleh pengunjung. Pihak pengelola telah membuat pagar pembatas agar pengunjung tidak bisa masuk ke dalam kawasan sabana.

Tujuan dari pembatasan ini tidak lain adalah bagi keamanan pengunjung sendiri. Sebab, disini banyak terdapat binatang liar yang berkeliaran secara bebas. Tetapi bila pengunjung ingin masuk langsung ke dalam sabana, maka akan mendapatkan pendampingan dari petugas penjaga taman nasional.

Pihak pengelola juga menyediakan menara pandang yang mempunyai tiga lantai. Pengunjung dapat menikmati pemandangan savana dari atas menara ini, bahkan jangkauan pandangan lebih luas dan tentu saja jauh lebih aman.

  • Pura Giri Selaka dan Situs Kawitan

Obyek wisata selanjutnya yang patut dikunjungi di Taman Nasional Alas Purwo adalah Pura Giri Selaka dan Situs Kawitan. Lokasi dari kedua tujuan wisata ini berada tepat di tengah areal hutan dan merupakan bekas peninggalan bersejarah.

Diketahui bahwa Pura Giri Selaka berdiri tidak jauh dari Situs Kawitan. Konon pura ini dibangun sebagai tempat untuk memenuhi kegiatan keagamaan dari penganut agama Hindu yang semakin banyak kala itu.

Sementara Situs Kawitan merupakan peninggalan dari Kerajaan Majapahit dan baru ditemukan oleh penduduk sekitar Alas Purwo secara tidak sengaja pada tahun 1967. Sejak saat itu, situs ini difungsikan sebagai tempat untuk melaksanakan kegiatan keagamaan mulai tahun 1968.

Upacara keagamaan yang biasanya dilaksanakan di tempat ini yaitu upacara pagerwei. Waktu pelaksanaan upacara ini adalah sekali setiap 210 hari. Tujuan dari upacara ini yaitu selamatan atas ilmu pengetahuan yang telah diturunkan para dewa untuk menghindarkan dari ancaman raksasa yang suka memangsa manusia.

  • Pantai Trianggulasi

Tidak jauh dari Pura Gili Selaka dan Situs Kawitan, terdapat Pantai Trianggulasi yang hanya berjarak sekitar 3 km dari kedua kawasan tersebut. Pantai berpasir putih dengan hutan pantai ini memang sangat mempesona, apalagi kondisinya terbilang masih alami. Hanya saja pengunjung dilarang berenang, karena kondisi perairannya sangat berbahaya.

Nama Pantai Trianggulasi diambil dari titik ikat yang terdapat dalam pemetaan serta pengukuran. Lokasinya berada sekitar 500 meter dari bagian utara. Menariknya, pada sekitar bulan April sampai bulan November, kawasan ini menjadi tempat persinggahan spesies penyu langka untuk bertelur.

Beberapa jenis pepohonan yang tumbuh di sekitar area pantai yaitu pandan laut, bogem, dan nyambung. Sedangkan spesies fauna yang kerap berkeliaran di sini antara lain tupai, bajing, biawak, babi hutan, lutung, kera abu-abu, dan masih banyak lagi. Oleh sebab itu kawasan ini juga menjadi lokasi pengamatan satwa.

  • Pantai Pancur

Dinamakan Pantai Pancur karena terdapat aliran sungai menuju laut yang melewati pantai terjal sehingga membentuk pancuran. Salah satu kegiatan yang paling menyenangkan di pantai berpasir besar yang disebut pasir gotri ini adalah menikmati senja hari sambil menunggu sunset.

Selain itu, di Pantai Pancur terdapat camping ground yang dijadikan lokasi berkemah. Setelah menunggu sunset, pengunjung dapat menginap di sini. Tidak jauh dari area pantai terdapat Parang Ireng yang merupakan karang hitam atau karang mati.

  • Pantai Cungur

Pada bagian barat Taman Nasional Alas Purwo terdapat Pantai Cungur yang mempunyai ekosistem perpaduan antara hutan dataran rendah, hutan mangrove, dan hutan pantai. Area pantai ini menjadi habitat untuk berbagai jenis burung air dalam berkembang biak serta mencari makanan.

Setiap tahun beberapa spesies burung migran akan tampak melintasi kawasan ini dan hingga sekarang telah tercatat ada sekitar 39 jenis burung yang hidup di Pantai Cungur. Bagi pengunjung yang mengaku sebagai pecinta burung wajib untuk mampir di destinasi satu ini. Bahkan para peneliti dan fotografer sering berburu foto burung di sini.

Menariknya di pantai ini terdapat muara air tawar yang oleh masyarakat sekitar diyakini memiliki khasiat. Air tawar tersebut dipercaya mampu membuat orang menjadi lebih awet muda bila dipakai untuk mencuci muka.

Beberapa kegiatan yang bisa dilakukan di sini antara lain pengamatan burung, fotografi, atau bahkan bersantai menanti sunset sambil menikmati pemandangan kapal-kapal nelayan yang hilir mudik di lautan dan kemudian bersandar di Pelabuhan Grajagan.

  • Pantai Ngagelan

Pantai Ngagelan merupakan salah satu pantai yang berdekatan dengan Pantai Cungur. Uniknya pantai ini mempunyai pasir berwarna hitam. Meskipun begitu, kebersihan pada pantai ini sangat terjaga.

Hal tersebut dikarenakan Pantai Ngagelan merupakan lokasi konservasi penyu. Pada waktu tertentu penyu-penyu akan bertelur di kawasan ini. Jika beruntung, pengunjung dapat menyaksikan bagaimana penyu bertelur dan seperti apa proses pelepasan bayi penyu.

  • Pantai Plengkung

Keunikan dari Pantai Plengkung adalah ombaknya yang sangat cocok untuk melakukan kegiatan surfing. Bahkan para peselancar dunia yang telah bertandang ke sini mengaku bahwa ombak Pantai Plengkung merupakan 3 ombak besar terbaik di dunia. Anggapan tersebut terbukti benar, karena pantai ini sudah 4 kali menjadi lokasi kegiatan internasional.

Diketahui sekitar 1 km dari pantai ada tebing laut dan pantai yang menyebabkan ketinggian ombaknya bisa mencapai 2 sampai 3 meter. Bahkan ombak laut besar yang panjang bisa mencapai 1 sampai 2 km dengan bentuk berlapis-lapis sangat bagus untuk melakukan olahraga surfing. Musim ombak ini biasanya terjadi pada kisaran bulan Juni dan Juli.

  • Menelusuri Hutan Bambu

Hutan bambu menjadi lokasi wisata yang menarik di Taman Nasional Alas Purwo. Lokasinya juga terjangkau, yaitu hanya kurang lebih 500 meter dafi Pos Pancur dan merupakan kawasan terluas di taman nasional ini. Hutan ini cocok sekali dijadikan sebagai spot untuk berfoto.

Suasana alami dan asri masih begitu kental dikelilingi rimbunan pohon bambu, sehingga pengunjung dapat merasa lebih damai. Sejauh mata memandang hanya ada jajaran pohon bambu ditemani kicauan burung yang semakin menambah keindahan di hutan ini.

  • Hutan Mangrove Bedul

Salah satu alasan kuat untuk mengunjungi Hutan Mangrove Bedul adalah statusnya sebagai hutan mangrove paling luas yang tersisa di Pulau Jawa. Hutan ini biasanya menjadi lokasi persinggahan burung air seperti pecuk ular, bangau tong tong, raja udang, serta burung migran untuk mencari makan serta berkembang biak.

  • Makam Sepanjang 7 Meter

Pengunjung Taman Nasional Alas Purwo pasti penasaran dengan loaksi wisata satu ini. Apalagi kalau bukan makam yang mempunyai panjang sampai 7 meter. Pertanyaan yang menyimpan misteri besar adalah berapa panjang mayat yang dikebumikan di dalam makam tersebut.

Banyak anggapan yang beredar bahwa makam 7 meter tersebut adalah makam dari Eyang Suryo Bujo Negoro atau dikenal sebagai Mbah Dowo yang merupakan misionaris agama Islam sebelum wali songo.

Meskipun begitu, anggapan ini juga tidak begitu kuat karena pada batu nisan sama sekali tidak ada tulisan mengenai tanggal atau tahun wafat dari Mbah Dowo. Anggapan tersebut hanya berasal dari keyakinan para peziarah yang konon telah melakukan kontak batin untuk mengenal sejarah Mbah Dowo.

Baca Juga : Taman Nasional Gunung Tambora, Pulau Sumbawa, NTB

More To Explore

Populer Trips Hiking

Do You Want To Boost Your Skill Hiking?

drop us a line and keep in touch

Kirim Pesan
Dapatkan Paket Private Trip dari kami dengan pralatan dan pelayanan terbaik serta harga MURAH. Silahkan chat kami untuk info lebih lanjut