Mitos Gunung Sigandul

Mitos Gunung Sigandul

Share This Post

Mitos Gunung Sigandul, Temanggung: Bisikan Sunyi dari Tanah yang Terlupakan. Halo Sobat Jelajah! Kalau bicara soal Temanggung, biasanya orang langsung teringat pada Gunung Sindoro dan Sumbing yang menjulang gagah seperti dua raksasa bersahabat. Tapi diam-diam, di balik kemegahan duo gunung itu, berdirilah Gunung Sigandul—gunung kecil yang sering terlupakan, namun menyimpan kisah yang jauh lebih besar dari tubuhnya.

Gunung ini memang bukan destinasi utama para pendaki. Tapi justru di balik sepinya jalur dan rendahnya popularitas, tersembunyi cerita-cerita yang bikin merinding. Mitos-mitos yang terus hidup dari zaman nenek moyang, berhembus bersama angin yang menyelinap lewat celah pohon pinus. Yuk, kita kupas bareng-bareng 7 mitos Gunung Sigandul yang bikin gunung ini layak di sebut sebagai “tanah sunyi yang bersuara”.

1. Gunung yang Bisa “Membaca” Niat

Bukan cuma manusia yang bisa membaca gelagat, Sobat. Konon, Gunung Sigandul juga punya kepekaan batin terhadap niat orang yang datang. Banyak cerita dari warga sekitar yang bilang, kalau ada orang yang datang dengan niat buruk—entah itu sekadar meremehkan tempat atau bersikap sompral—maka gunung ini akan “menutup diri”. Kabut tebal tiba-tiba turun, sinyal hilang, bahkan kompas bisa jadi ngawur. Entah sugesti atau nyata, tapi yang jelas: niat baik adalah ticket utama.

2. Sosok Penjaga Berjubah Hitam

Mitos yang paling sering beredar di kalangan penduduk lokal adalah tentang penjaga gaib Sigandul. Sosok ini di gambarkan berjubah hitam, tinggi besar, dan bermata merah menyala. Ia di percaya sebagai pelindung hutan, penyeimbang energi. Biasanya hanya muncul saat malam, di tengah kabut, atau saat ada pendaki yang mengganggu keharmonisan alam. Ngeri-ngeri sedap, ya?

3. Suara Gamelan dari Perut Gunung

Sobat Jelajah, percaya nggak kalau kadang-kadang, terutama malam Jumat Kliwon, dari kaki Gunung Sigandul terdengar suara gamelan yang samar-samar? Mitosnya, suara itu berasal dari kerajaan gaib yang bersemayam di perut gunung. Warga meyakini suara ini adalah tanda bahwa dunia lain sedang mengadakan hajatan besar. Seremnya, suara itu hanya terdengar oleh mereka yang “terpilih”.

4. Batu Menangis di Lembah Sunyi

Di salah satu lereng sepi Sigandul, ada sebuah batu besar yang disebut warga sebagai Batu Tangis. Bentuknya mirip kepala manusia yang menunduk. Katanya, kalau malam Jumat dan hujan turun, batu itu mengeluarkan suara mirip tangisan perempuan. Cerita rakyat menyebutkan bahwa batu itu adalah jelmaan seorang gadis yang di buang karena cinta terlarang. Tragis, sekaligus mistis.

5. Hutan yang Berputar

Fenomena aneh yang sering diceritakan oleh para penebang kayu atau petani yang nyasar: jalur yang tiba-tiba berubah. Seperti masuk ke labirin tak berujung. Orang-orang bilang, itu karena pengaruh “hutan berputar”—sebuah kondisi di mana waktu dan ruang seakan bergeser. Kalau sudah begitu, satu-satunya cara keluar adalah berhenti, menenangkan diri, dan minta izin secara batin pada sang penunggu.

6. Makhluk Setengah Kera

Salah satu mitos yang cukup bikin penasaran adalah soal makhluk gaib berwujud setengah manusia, setengah kera. Ia sering muncul menjelang senja, melintas cepat di antara pepohonan, dengan sorot mata yang tajam seperti ingin menyampaikan pesan. Masyarakat sekitar menyebutnya sebagai “Wadya Pramana”—makhluk pelindung yang di percaya dulunya adalah prajurit kerajaan yang di kutuk.

7. Aroma Kopi dari Tanah Kosong

Lucunya, Gunung Sigandul juga punya sisi misteri yang agak… absurd. Beberapa pendaki dan warga pernah mencium aroma kopi yang kuat saat berada di jalur menuju puncak kecilnya, padahal nggak ada siapa-siapa dan jelas nggak ada warung kopi. Warga bilang, itu adalah “suguhan gaib”—semacam sambutan dari penghuni alam lain. Pesannya? Hormatilah mereka seperti kita menyambut tamu dengan secangkir kopi hangat.

Akhir Kata: Gunung Sunyi, Tapi Tak Pernah Sepi

Gunung Sigandul mungkin bukan bintang utama para pendaki, tapi ia menyimpan atmosfer yang khas—sunyi yang dalam, kabut yang bicara, dan energi yang terasa seperti bisikan masa lalu. Di antara rindangnya pohon dan langit yang sering murung, gunung ini menyimpan kisah, pesan, dan kadang… peringatan.

Jadi, buat Sobat Jelajah yang ingin mengeksplorasi lebih dari sekadar ketinggian dan panorama, Sigandul adalah tempat yang layak di kunjungi. Bukan cuma untuk didaki, tapi juga untuk didengarkan.

Ssst… siapa tahu kamu jadi saksi mitos kedelapan? Kalau kamu pernah menjelajah Sigandul atau mendengar kisah lain dari warga sekitar, jangan ragu buat share di komentar ya, Sobat Jelajah! Cerita kamu bisa jadi bagian dari kisah gunung yang terus hidup di antara kabut dan sunyi.

Baca Juga : Mitos Gunung Ungaran

Subscribe To Our Newsletter

Get updates and learn from the best

More To Explore

Mitos Gunung Manglayang
Mitos dan Fakta

Mitos Gunung Manglayang

Mitos Gunung Manglayang: Gunung Sunyi, Cerita Tak Pernah Mati. Halo Sobat Jelajah! Gunung Manglayang mungkin bukan destinasi pendakian yang menuntut stamina tinggi, tapi bukan berarti

Mitos Gunung Burangrang
Mitos dan Fakta

Mitos Gunung Burangrang

Mitos Gunung Burangrang: Di Balik Teduhnya Rimba dan Rimbunnya Rahasia. Halo, Sobat Jelajah! Gunung Burangrang berdiri kokoh di barat laut Bandung, menjadi bagian dari rangkaian

Mitos Gunung Tampomas
Mitos dan Fakta

Mitos Gunung Tampomas

Mitos Gunung Tampomas: Di Balik Sejuknya Kabut dan Diamnya Batu Tua. Halo, Sobat Jelajah! Gunung Tampomas, meski tidak setinggi Semeru atau seramai Papandayan, tetap punya

Mitos Gunung Papandayan
Mitos dan Fakta

Mitos Gunung Papandayan

Mitos Gunung Papandayan: Kawah Berkabut dan Bisikan Gaib di Atas Awan. Halo, Sobat Jelajah! Gunung Papandayan—satu nama yang langsung menggugah imaji: kawah mengepul, hamparan bunga

Do You Want To Boost Your Skill Hiking?

drop us a line and keep in touch

Kirim Pesan
Dapatkan Paket Private Trip dari kami dengan pralatan dan pelayanan terbaik serta harga MURAH. Silahkan chat kami untuk info lebih lanjut