Mitos Gunung Pangrango

Mitos Gunung Pangrango

Share This Post

Mitos Gunung Pangrango: Antara Kabut, Legenda, dan Bisikan Mistis. Halo Sobat Jelajah! Siapa sih yang nggak kenal Gunung Pangrango? Gunung berketinggian 3.019 mdpl ini berdiri megah berdampingan dengan Gunung Gede, seperti dua saudara yang saling mengawasi di tengah rimba Taman Nasional Gede Pangrango, Jawa Barat. Tapi, di balik hijaunya pepohonan dan gemericik air sungainya yang bening, tersimpan kisah-kisah yang bukan cuma membuat bulu kuduk berdiri, tapi juga bikin kita bertanya-tanya: ini nyata atau cuma warisan tutur yang dibumbui rasa takut?

Nah, buat Sobat Jelajah yang penasaran, yuk kita telusuri 7 mitos Gunung Pangrango yang sampai hari ini masih di bisikkan dari mulut ke mulut para pendaki dan warga sekitar.

1. Puncak Mandalawangi, Tempat Meditasi Para Leluhur

Puncak Pangrango yang dikenal juga dengan sebutan Mandalawangi dipercaya sebagai tempat sakral. Konon, ini bukan sekadar titik tertinggi, tapi juga altar meditasi para tokoh spiritual dan leluhur jaman dulu. Ada yang bilang, jika kamu mendaki dengan niat buruk atau pikiran kotor, entah kenapa perjalananmu bakal terasa lebih berat—entah fisikmu mendadak lemas, atau malah nyasar meski jalur jelas di depan mata. Mistis atau sugesti? Kamu yang tentukan.

2. Penjaga Gaib Hutan Cemara

Sobat Jelajah pasti pernah melewati jalur hutan cemara menuju Puncak Pangrango. Sunyi, dingin, dan kerap berkabut. Di sinilah mitos penjaga gaib muncul. Warga lokal menyebutnya sebagai “penunggu jalur” yang berbentuk bayangan hitam, tinggi menjulang. Katanya sih, dia cuma muncul jika ada pendaki yang sompral, buang sampah sembarangan, atau merusak alam. Sebuah peringatan diam, tapi menghantui.

3. Aroma Melati yang Tiba-Tiba Muncul

Pernahkah Sobat mencium wangi melati di tengah hutan Pangrango padahal tak ada bunga satu pun di sekitar? Nah, ini salah satu mitos paling terkenal. Katanya, aroma itu pertanda kehadiran makhluk halus perempuan yang sedang “melintas.” Bukan untuk menakut-nakuti, tapi semacam cara mereka bilang, “Hei, kami ada di sini.”

4. Batu Cinta: Simbol Rindu yang Abadi

Di jalur menuju Pangrango, ada sebuah batu besar yang dikenal sebagai Batu Cinta. Bukan sembarang batu, lho. Mitosnya, batu ini adalah tempat berdiamnya arwah pasangan kekasih yang tak pernah bersatu karena restu keluarga. Konon, kalau kamu duduk di sana sambil memikirkan seseorang, energinya bakal sampai ke orang itu. Romantis atau melankolis? Terserah kamu, Sobat.

5. Pohon Peluk: Jeratan Mistis bagi yang Lengah

Ada satu pohon di jalur Mandalawangi yang katanya bisa “memeluk” pendaki yang terlalu larut dalam pikirannya sendiri. Banyak yang mengaku, saat lewat pohon itu, mereka merasa seperti ditarik atau tiba-tiba nggak bisa jalan. Padahal secara logika, jalurnya landai. Kalau sudah begitu, biasanya pemandu lokal menyarankan membaca doa atau memberi salam. Hmmm… seolah pohon itu bukan sekadar batang dan daun, ya?

6. Mandalawangi dan Soe Hok Gie: Jejak Abadi

Bukan mitos dalam artian supranatural, tapi bagi sebagian besar pendaki, Mandalawangi adalah tempat yang menyimpan roh perjuangan dan pemikiran Soe Hok Gie. Puisinya yang terkenal, “Kami sudah terlalu lama memandangi bintang-bintang,” masih menggema di kepala siapa pun yang sampai di puncak. Banyak yang bilang, mereka bisa merasakan semacam energi yang tenang tapi kuat di sana, seolah Gie masih “menunggu” di bawah kabut yang menggantung abadi.

7. Tangga Tak Kasat Mata

Beberapa pendaki pernah cerita soal fenomena aneh: mereka merasa sudah mendaki jauh, tapi tetap berada di tempat yang sama. Seakan-akan mereka sedang mendaki tangga tak kasat mata, berputar-putar di tempat tanpa sadar. Ada yang menyebut ini sebagai “lingkaran gaib”, semacam mekanisme alam untuk menguji niat sang penjelajah. Biasanya, setelah mereka minta izin atau berhenti sejenak untuk berdoa, barulah jalur terbuka kembali.

Penutup: Antara Nyata dan Nirwana

Mitos memang sering jadi bumbu dalam setiap pendakian. Apakah harus dipercaya? Tidak selalu. Tapi tak bisa dimungkiri, cerita-cerita ini menjaga kita untuk tetap rendah hati di tengah megah nya semesta. Karena di gunung, Sobat Jelajah, kita bukan siapa-siapa. Kita cuma tamu, dan semestinya tahu diri.

Jadi, kalau suatu hari nanti kamu menapaki jejak di Gunung Pangrango, dengarkan baik-baik. Mungkin angin yang lewat itu sedang membawa kisah. Atau kabut yang menari itu menyimpan rahasia. Siapa tahu. Sampai jumpa di jalur pendakian berikutnya! Kalau kamu punya pengalaman mistis atau cerita lain soal Pangrango, yuk bagikan di kolom komentar. Karena cerita paling seru, seringkali datang dari kamu sendiri.

Baca Juga : Mitos Gunung Gede

Subscribe To Our Newsletter

Get updates and learn from the best

More To Explore

Mitos Gunung Manglayang
Mitos dan Fakta

Mitos Gunung Manglayang

Mitos Gunung Manglayang: Gunung Sunyi, Cerita Tak Pernah Mati. Halo Sobat Jelajah! Gunung Manglayang mungkin bukan destinasi pendakian yang menuntut stamina tinggi, tapi bukan berarti

Mitos Gunung Burangrang
Mitos dan Fakta

Mitos Gunung Burangrang

Mitos Gunung Burangrang: Di Balik Teduhnya Rimba dan Rimbunnya Rahasia. Halo, Sobat Jelajah! Gunung Burangrang berdiri kokoh di barat laut Bandung, menjadi bagian dari rangkaian

Mitos Gunung Tampomas
Mitos dan Fakta

Mitos Gunung Tampomas

Mitos Gunung Tampomas: Di Balik Sejuknya Kabut dan Diamnya Batu Tua. Halo, Sobat Jelajah! Gunung Tampomas, meski tidak setinggi Semeru atau seramai Papandayan, tetap punya

Mitos Gunung Papandayan
Mitos dan Fakta

Mitos Gunung Papandayan

Mitos Gunung Papandayan: Kawah Berkabut dan Bisikan Gaib di Atas Awan. Halo, Sobat Jelajah! Gunung Papandayan—satu nama yang langsung menggugah imaji: kawah mengepul, hamparan bunga

Do You Want To Boost Your Skill Hiking?

drop us a line and keep in touch

Kirim Pesan
Dapatkan Paket Private Trip dari kami dengan pralatan dan pelayanan terbaik serta harga MURAH. Silahkan chat kami untuk info lebih lanjut