Mitos Gunung Merbabu – Gunung Merbabu, yang terletak di Jawa Tengah, tidak hanya dikenal karena keindahan alamnya, tetapi juga kaya akan mitos dan cerita mistis yang beredar di kalangan pendaki dan masyarakat sekitar. Berikut beberapa mitos yang melekat pada Gunung Merbabu:
1. Kerajaan Gaib di Puncak Kenteng Songo
Konon, di Puncak Kenteng Songo terdapat kerajaan gaib yang memiliki struktur lengkap seperti alun-alun, pintu gerbang, jalan, dan pasar. Mitos ini menyebutkan bahwa pada masa Dinasti Mataram, area ini dijadikan pusat pemerintahan, baik secara fisik maupun secara gaib.
2. Macan Merbabu
Beberapa pendaki melaporkan mendengar auman harimau tanpa melihat wujudnya, yang dikenal sebagai Macan Merbabu atau macan loreng. Meskipun populasi harimau diyakini telah punah di area ini, suara auman tersebut masih sering terdengar, menambah aura mistis gunung ini.
3. Watu Gubug sebagai Gerbang Kerajaan Gaib
Di jalur pendakian Thekelan, terdapat formasi batu yang menyerupai gua kecil, di kenal sebagai Watu Gubug. Tempat ini di yakini sebagai pintu gerbang menuju kerajaan gaib di Gunung Merbabu. Pendaki sering menggunakan tempat ini untuk berteduh, namun di sarankan untuk menjaga sikap dan niat baik saat berada di sekitarnya.
4. Pasar Setan dan ‘Setan Minta Gendong’
Di area yang di kenal sebagai Pasar Setan atau Pasar Dieng, terdapat cerita tentang makhluk halus yang meminta untuk di gendong oleh pendaki. Makhluk ini di katakan duduk di atas tas pendaki tanpa di sadari, menambah beban perjalanan. Fenomena ini biasanya di alami oleh pendaki yang sering mengeluh selama pendakian.
5. Penampakan Makhluk Halus di Jalur Pendakian
Beberapa pendaki melaporkan melihat sosok bayangan misterius atau mendengar suara-suara aneh di berbagai titik jalur pendakian, seperti di Sabana I dan Hutan Mati. Kejadian ini menambah kesan angker dan misterius pada Gunung Merbabu.
6. Ritual Khusus Sebelum Pendakian
Masyarakat sekitar percaya bahwa pendakian Gunung Merbabu bukan hanya perjalanan fisik, tetapi juga spiritual. Oleh karena itu, sebelum mendaki, beberapa orang lokal melakukan ritual kecil seperti berdoa di pos awal pendakian atau memberi sesaji di tempat-tempat tertentu. Ini di anggap sebagai bentuk permisi kepada “penjaga” Merbabu agar di beri keselamatan selama perjalanan.
7. Sabana sebagai Tempat “Berpindah Dimensi”
Sabana yang luas di Gunung Merbabu memang menjadi favorit para pendaki karena keindahannya. Namun, ada cerita dari beberapa pendaki yang mengaku “tersesat” secara aneh di area sabana, padahal mereka tidak beranjak jauh dari jalur. Cerita ini berkembang menjadi mitos bahwa sabana di Merbabu adalah salah satu tempat di mana dimensi fisik dan gaib saling berdekatan. Pendaki yang tidak fokus bisa “terpeleset” ke dunia lain.
8. Jejak Langkah yang Mengikuti
Beberapa pendaki juga melaporkan mendengar suara langkah kaki yang mengikuti mereka di jalur pendakian, terutama di malam hari atau saat cuaca berkabut. Saat menoleh, tidak ada siapa-siapa. Mitos ini menguatkan kepercayaan bahwa banyak makhluk halus yang tinggal di hutan Merbabu dan mereka hanya memperhatikan, bukan mengganggu—selama pendaki bersikap sopan.
9. Batu Kursi dan Sosok Bertapa
Di salah satu sudut jalur pendakian via Wekas, terdapat formasi batu yang menyerupai kursi. Menurut cerita lokal, tempat ini dahulu di gunakan oleh seseorang sakti untuk bertapa. Masyarakat sekitar percaya bahwa tempat itu masih menyimpan energi spiritual tinggi dan menjadi lokasi favorit para spiritualis untuk melakukan meditasi.
10. Gunung yang Menjaga
Terlepas dari kisah-kisah mistisnya, banyak orang percaya bahwa Merbabu adalah gunung yang “menjaga”—bukan gunung yang kejam atau suka “memakan korban”. Ini membuatnya terasa “hangat” bagi pendaki yang datang dengan niat baik dan hati tulus. Banyak pendaki yang merasa di sambut dan di lindungi selama perjalanan mereka di gunung ini.
Mitos dan kisah spiritual Gunung Merbabu adalah bagian dari kekayaan budaya yang membungkus keindahan alamnya. Mereka bukan sekadar cerita seram, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai penting seperti rasa hormat kepada alam, kerendahan hati, dan pentingnya menjaga perilaku saat berada di tempat sakral.
Baca Juga : Mitos Gunung Andong