Mitos Gunung Bismo. Gunung Bismo, yang terletak di Dataran Tinggi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah, tidak hanya menawarkan panorama alam yang memukau, tetapi juga menyimpan berbagai mitos dan legenda yang dipercayai oleh masyarakat setempat. Berikut beberapa di antaranya:
1. Larangan Mengenakan Warna Kuning
Salah satu mitos yang berkembang adalah larangan bagi pendaki untuk mengenakan pakaian atau membawa barang berwarna kuning saat mendaki Gunung Bismo. Warna kuning di percaya sebagai warna yang identik dengan penghuni gaib di gunung tersebut. Menggunakan warna ini di khawatirkan dapat menarik perhatian makhluk halus dan mengganggu keseimbangan alam.
2. Makam Mbah Bismo di Puncak Gunung
Di puncak Gunung Bismo terdapat sebuah makam yang di yakini sebagai peristirahatan terakhir Mbah Bismo, seorang juru kunci atau penjaga spiritual gunung tersebut pada masa lalu. Keberadaan makam ini menambah nuansa mistis di puncak gunung dan menjadi tempat yang di hormati oleh penduduk setempat.
3. Asal-usul Nama Gunung Bismo
Nama “Bismo” di percaya berasal dari tokoh “Bisma” dalam kisah Mahabharata, yang dikenal sebagai ksatria tangguh dan bijaksana. Penamaan ini mungkin mencerminkan karakteristik gunung yang kokoh dan memiliki nilai historis serta spiritual yang mendalam.
4. Larangan Membawa Boneka ke Gunung
Selain larangan terkait warna kuning, terdapat pula pantangan membawa boneka saat mendaki Gunung Bismo. Mitos ini berkaitan dengan kepercayaan bahwa boneka dapat menjadi media bagi makhluk halus untuk berkomunikasi atau bersemayam, sehingga di sarankan untuk tidak membawanya guna menghindari hal-hal yang tidak di inginkan.
5. Gunung Bismo sebagai Tempat Pertapaan dan Meditasi
Gunung Bismo di percaya sebagai salah satu lokasi pertapaan kuno di kawasan Dieng. Banyak tokoh spiritual dari masa lalu yang di yakini melakukan tapa brata di gunung ini untuk mencari kesaktian atau pencerahan spiritual. Bahkan hingga kini, ada yang datang secara diam-diam untuk melakukan meditasi di lokasi-lokasi tertentu yang di anggap sakral. Energi tenang dan suasana sunyi di puncak Bismo di sebut sangat ideal untuk menyatu dengan alam dan membuka kesadaran batin.
6. Suara Gamelan di Malam Hari
Beberapa pendaki mengaku pernah mendengar suara gamelan dari kejauhan saat bermalam di area camp Gunung Bismo. Suara ini biasanya muncul menjelang tengah malam dan terdengar seperti sedang ada upacara adat. Ketika di cari sumbernya, suara itu hilang begitu saja. Fenomena ini sering di kaitkan dengan aktivitas gaib atau “perayaan” dari penghuni tak kasat mata.
7. Penampakan Sosok Putih dan Bayangan Hitam
Mitos lain yang berkembang di kalangan pendaki adalah penampakan sosok perempuan berbaju putih atau bayangan hitam besar yang terlihat berdiri di antara pepohonan. Kedua sosok ini di percaya sebagai penjaga wilayah yang hanya muncul pada waktu-waktu tertentu. Beberapa cerita menyebutkan bahwa sosok-sosok ini muncul bukan untuk mengganggu, tetapi untuk mengawasi atau menguji niat para pendaki.
8. Ujian Spiritual Tak Terduga
Banyak pendaki yang tidak hanya mengalami kelelahan fisik saat mendaki Gunung Bismo, tapi juga merasa di uji secara emosional dan spiritual. Ada yang merasa sangat emosional tanpa sebab, bahkan menangis di tengah perjalanan. Hal ini di kaitkan dengan energi alam dan spiritual yang sangat kuat di kawasan tersebut. Gunung ini sering di sebut sebagai tempat “membersihkan” diri, baik secara sadar maupun tidak.
Gunung Bismo bukan hanya tempat untuk mendaki dan menikmati keindahan alam, tapi juga lokasi yang menyimpan cerita-cerita sakral dan nuansa spiritual yang kental. Bagi mereka yang terbuka dengan pengalaman batin, pendakian ke Gunung Bismo bisa menjadi perjalanan yang lebih dari sekadar petualangan fisik—melainkan sebuah ziarah spiritual.
Kalau kamu berani dan siap dengan hati terbuka, Gunung Bismo akan menyambutmu dengan caranya sendiri. Tapi ingat, selalu jaga adab, jaga hati, dan jangan sombong terhadap alam.
Baca Juga : Mitos Gunung Pakuwaja
