Mitos Gunung Argojembangan – Gunung Argojembangan, yang juga dikenal sebagai Gunung Rogojembangan, terletak di perbatasan Kabupaten Pekalongan dan Banjarnegara, Jawa Tengah, dengan ketinggian sekitar 2.117 meter di atas permukaan laut. Selain menawarkan panorama alam yang memukau, gunung ini juga menyimpan berbagai mitos dan cerita mistis yang berkembang di kalangan masyarakat setempat.
1. Tempat Pertapaan Dewi Rengganis
Salah satu legenda yang melekat pada Gunung Argojembangan adalah kisah tentang Dewi Rengganis, seorang putri dari Kerajaan Majapahit. Konon, Dewi Rengganis di asingkan ke puncak gunung ini bersama para pengikutnya dan memilih untuk bertapa di sana. Masyarakat percaya bahwa hingga kini, arwah Dewi Rengganis masih bersemayam di kawasan tersebut, menjadikannya tempat yang sakral dan penuh misteri.
2. Asal-usul Nama “Rogojembangan”
Nama “Rogojembangan” di yakini berasal dari bahasa Jawa, di mana “rogo” berarti tubuh dan “jembangan” berarti tempat beristirahat. Interpretasi ini mengarah pada kepercayaan bahwa gunung ini merupakan tempat peristirahatan terakhir bagi jiwa-jiwa yang mencari ketenangan atau tempat suci untuk bermeditasi.
3. Aura Mistis dan Larangan Tertentu
Penduduk setempat meyakini bahwa Gunung Argojembangan memiliki aura mistis yang kuat. Oleh karena itu, terdapat beberapa pantangan yang harus di hormati oleh para pendaki, seperti tidak boleh berkata kasar, menjaga sikap selama pendakian, dan tidak mengambil atau merusak flora serta fauna di sekitar gunung. Pelanggaran terhadap pantangan ini di yakini dapat membawa kesialan atau gangguan dari makhluk halus penunggu gunung.
4. Keberadaan Makhluk Gaib Penunggu Gunung
Beberapa pendaki melaporkan pengalaman mistis seperti merasa di awasi atau mendengar suara-suara aneh selama pendakian. Hal ini di kaitkan dengan kepercayaan bahwa Gunung Argojembangan di huni oleh makhluk-makhluk gaib yang menjaga kawasan tersebut. Masyarakat setempat percaya bahwa makhluk-makhluk ini akan menjaga ketenangan gunung dan tidak segan memberikan peringatan kepada siapa saja yang di anggap mengganggu.
5. Jejak Peradaban Kuno di Puncak Gunung
Beberapa cerita masyarakat menyebutkan bahwa di puncak Gunung Argojembangan pernah berdiri semacam petilasan atau tempat bersemayam tokoh-tokoh leluhur yang memiliki kekuatan spiritual tinggi. Jejak ini di yakini masih bisa di rasakan oleh mereka yang “peka” secara batin. Mereka yang memiliki kemampuan supranatural kadang merasakan adanya aura kuat dari masa lampau, seolah tempat ini pernah menjadi pusat kegiatan spiritual penting pada zamannya.
6. Hutan Keramat dan Jalur Hilang
Di jalur pendakian menuju puncak, terdapat beberapa kawasan hutan yang di anggap keramat. Salah satunya di kenal dengan sebutan “jalur hilang”—jalur yang kadang tidak bisa di temukan kembali oleh pendaki, meskipun sebelumnya sudah di lewati. Pendaki bisa merasa seperti berputar-putar di tempat yang sama atau kehilangan arah, terutama jika mereka tidak meminta izin secara spiritual sebelum masuk ke kawasan tersebut. Fenomena ini di percaya bukan karena kesalahan navigasi semata, tapi karena “izin” dari penghuni gaib belum di berikan.
7. Sumur Tersembunyi dan Air Bertuah
Di salah satu bagian tersembunyi dari Gunung Argojembangan, konon terdapat sumur tua yang airnya sangat jernih dan tidak pernah kering meskipun musim kemarau panjang. Air ini di percaya memiliki kekuatan spiritual untuk membersihkan energi negatif, menyembuhkan penyakit, bahkan membuka aura seseorang. Namun, lokasi sumur ini tidak bisa di temukan sembarangan. Hanya mereka yang di anggap “terpanggil” yang bisa menemukannya.
8. Gunung yang Menguji Niat
Mitos lain menyebutkan bahwa Gunung Argojembangan adalah gunung yang “menguji niat.” Maksudnya, setiap pendaki yang datang dengan niat yang tidak tulus—seperti hanya ingin pamer atau tidak menghormati alam—akan menghadapi berbagai rintangan, entah itu cuaca ekstrem, fisik yang melemah tiba-tiba, hingga peristiwa gaib yang tak terjelaskan. Sebaliknya, mereka yang datang dengan niat baik dan hati yang bersih, sering kali menyelesaikan pendakian dengan pengalaman batin yang mendalam.
Gunung Argojembangan bukan hanya tempat pelarian bagi pecinta alam, tapi juga ruang sakral yang di hormati dan di jaga oleh berbagai lapisan—baik yang terlihat maupun tak terlihat. Mitos-mitos yang mengelilinginya adalah cerminan dari kekayaan budaya lokal yang mengajarkan penghormatan pada alam, leluhur, dan nilai-nilai spiritual.
Baca Juga : Mitos Gunung Lawu