Estimasi Pendakian Gunung Tambora via Pancasila. Gunung Tambora, sebuah nama yang menggema dalam sejarah letusan dahsyatnya yang mengubah pemandangan alam dan menyisakan jejak monumental di dunia. Terletak di perbatasan Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Indonesia, gunung ini memikat hati para pecinta alam dan pendaki gunung dengan keindahan dan tantangannya.
Jalur Pendakian yang Memikat: Desa Pancasila
Jalur pendakian yang sering dipilih para petualang adalah jalur melalui Desa Pancasila. Selain menawarkan medan yang tidak terlalu sulit, jalur ini juga lebih pendek dibandingkan dengan jalur Doropeti yang lebih terkenal.
Transportasi Menuju Basecamp Desa Pancasila
Untuk mencapai Desa Pancasila, tersedia beberapa alternatif transportasi yang bisa Sobat Jelajah pilih. Mulai dari naik bus hingga menyewa mobil pribadi. Dari Bandara Sultan Hasanuddin Bima, tersedia opsi naik bus jurusan Dompu, kemudian dilanjutkan dengan bus ke Calabai, dan terakhir naik ojek ke Desa Pancasila. Namun, bagi yang menginginkan perjalanan yang lebih nyaman dan efektif, sebaiknya charter mobil dari Bandara langsung menuju Desa Pancasila.
Tips dan Informasi Penting
- Bus menuju Desa Pancasila hanya berangkat pada jam 7 pagi, dan seringkali sulit ditemukan dari Bandara. Oleh karena itu, lebih bijaksana untuk menyewa mobil atau menggunakan jasa travel sebelumnya.
- Perjalanan dari Bima ke Desa Pancasila membutuhkan waktu sekitar 6 hingga 7 jam dengan kendaraan pribadi.
- Desa Pancasila merupakan titik terakhir sebelum memulai pendakian, berada di ketinggian sekitar 600 mdpl. Di sini, Sobat Jelajah dapat menemukan basecamp pendakian yang dilengkapi dengan beberapa pondok untuk bermalam. Tarif per malam sekitar Rp. 100.000 dengan fasilitas kamar mandi umum dan tempat menjemur pakaian, cukup untuk 4 orang.
- Basecamp dikelola oleh seorang yang ramah, Bang Ipul, yang juga dapat membantu dalam menyediakan porter, guide, dan ojek lokal. Bang Ipul juga memiliki koleksi buku tentang Gunung Tambora, mulai dari flora, fauna, hingga sejarahnya. Jangan ragu untuk bertanya padanya dan memesan makanan yang tersedia di basecamp sambil menelusuri beragam cinderamata yang ditawarkan.
Estimasi Pendakian Gunung Tambora via Pancasila
Pendakian Gunung Tambora melalui Desa Pancasila tidak hanya tentang mencapai puncak, tetapi juga tentang menemukan koneksi dengan alam dan sejarah yang memukau. Dengan persiapan dan informasi yang tepat, perjalanan ini akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagi setiap pendaki yang berani menjelajah keindahan alam Nusa Tenggara Barat.
Basecamp hingga Pos 1
Perjalanan dimulai dari basecamp, menuju Pos 1 memakan waktu sekitar 2-3 jam berjalan kaki. Namun, untuk yang ingin lebih cepat, naik ojek dapat menghemat waktu menjadi hanya 30 – 45 menit. Jalur dari basecamp ke pintu hutan cukup jauh, jadi memilih ojek bisa menjadi pilihan bijak. Ojek dapat mengantar hingga pintu hutan atau bahkan ke tangga beton menuju jalur Pos 1, membuatnya lebih dekat. Tarif ojek berkisar antara Rp. 50.000 hingga Rp. 100.000 (bisa dinegosiasikan). Pos 1, berada pada ketinggian 1.200 mdpl, adalah area datar yang luas dengan sebuah shelter untuk istirahat. Di sini, tersedia sumber air untuk mengisi perbekalan logistik.
Pos 1 ke Pos 2
Perjalanan berlanjut ke Pos 2, jalur mulai menyempit dan rapat, kadang-kadang harus melewati rerumputan tinggi. Pos 2, pada ketinggian 1.280 mdpl, juga merupakan area datar yang tidak rata dan cukup untuk 2 tenda dengan isi 3/4. Terdapat sebuah shelter untuk istirahat. Pos 2 juga cocok untuk memasak logistik, karena tersedia sumber air bersih melimpah dari sungai. Namun, untuk mengambil air, harus turun sekitar 10 meter dari lokasi pos. Jalur ke Pos 3 juga akan melalui aliran sungai kecil ini.
Pos 2 ke Pos 3
Dari Pos 2, setelah menyeberangi sungai dan kembali naik, perjalanan dilanjutkan ke Pos 3. Jalur ke Pos 3 masih rapat dengan tumbuhan pakis dan kadang-kadang harus melewati pohon tumbang. Pos 3, berada pada ketinggian 1.600 mdpl, adalah pos terluas di jalur pendakian dan cukup untuk 10-15 tenda dengan isi 4 orang. Terdapat 1 shelter, sumber air, dan babi hutan. Pos 3 bisa menjadi tempat penyergapan babi hutan terhadap manusia, yang dapat membatalkan makan malam istimewa para pendaki jika logistiknya dicuri. Selain mencuri, babi hutan juga dapat merusak barang-barang di sekitarnya, jadi perlu waspada dengan barang bawaan dan tenda di malam hari.
Pos 3 ke Pos 4
Jalur menuju Pos 4 akan melewati ladang jelatang yang melimpah, yang dapat menyengat kulit jika terkena. Tumbuhan jelatang, mulai dari yang kecil hingga setinggi 2 meter, sangat melimpah di jalur ini. Pos 4, pada ketinggian 1.900 mdpl, adalah daerah terbuka dengan tanah bergelombang dan tidak ada shelter. Dikelilingi oleh pepohonan besar dan tinggi, Pos 4 adalah tempat yang teduh dan nyaman untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan menuju puncak.
Pos 4 ke Pos 5
Perjalanan dari Pos 4 ke Pos 5 tetap menantang dengan jalur yang rapat dan terus menanjak. Meskipun demikian, jalur ini merupakan jalur terpendek di antara pos-pos lainnya. Pos 5 menyediakan 3 area yang cukup untuk 10-15 tenda dome. Dari sini, puncak Gunung Tambora sudah mulai terlihat. Seperti di Pos 2, terdapat sumber air sungai sekitar 30 meter di bawah. Meskipun airnya masih dapat diambil, tidak sebersih air di Pos 3, dan ini merupakan lokasi sumber air terakhir sebelum kep puncak Tambora. Untuk mencari air bersih, Sobat Jelajah dapat mencari di dekat gua atas sungai. Selanjutnya, perjalanan menuju puncak akan melalui jalan turun ke sungai kering ini.
Pos 5 hingga Bibir Kaldera Gunung Tambora
Dari Pos 5, setelah menyeberangi sungai yang lebar, jalur kembali naik. Vegetasi berubah menjadi cemara, tanaman perdu, dan rerumputan. Terdapat juga lokasi datar yang cocok untuk mendirikan tenda di dekat cemoro tunggal. Di dekatnya, terdapat in memoriam yang sering disebut ‘kuburan’. Trek semakin menanjak setelah melewati cemara tunggal dan kemudian berpasir campur bebatuan, yang pastinya akan semakin menguras tenaga. Di area ini, ketika menghentakkan kaki ke tanah, akan terdengar suara unik yang menunjukkan adanya rongga di dalam tanah. Trek berpasir padat akan mengantar Sobat Jelajah hingga ke bibir kaldera yang luas, yang dibatasi oleh dinding kawah yang indah. Diameter kaldera mencapai 7 kilometer dengan kedalaman sekitar 1 kilometer, menggambarkan besarnya letusan yang terjadi. Anak Gunung Tambora, Doro Afi To’i, terletak di dasar kawah dengan lubang kawah di tengahnya, mirip sang ibu. Pertanyaannya, apakah anak Gunung Tambora ini akan meletus dahsyat seperti ibunya?
Bibir Kaldera Menuju Puncak Gunung Tambora
Perjalanan dari bibir kaldera menuju puncak tidak terlalu jauh. Trek pasir padat yang berbatu masih mendominasi jalur hingga mencapai ketinggian 2.850 mdpl. Puncak Gunung Tambora ditandai dengan pondasi beton dan tiang bendera, serta in memoriam yang terletak di sebelahnya. Dari puncak, Sobat Jelajah dapat menikmati pemandangan luar biasa sekitar seperti Pulau Moyo, Pulau Satonda, dan kaldera yang besar. Saat matahari terbenam di tengah cuaca yang cerah, pemandangan Gunung Tambora menjadi luar biasa, terutama ketika puncak Gunung Rinjani dan Gunung Agung terlihat di sebelah barat dengan latar belakang sinar jingga matahari. Keindahan ini, dengan kabut dan sinar matahari yang merah menyapu pucuk-pucuk hutan cemara, sungguh menjadi sebuah panorama yang tak terlupakan, sebuah surga tersembunyi di senja.
Demikian artikel tentang Estimasi Pendakian Gunung Tambora via Pancasila, Baca Juga : Estimasi Pendakian Gunung Penanggungan Via Telogo Ngoro