Estimasi Pendakian Gunung Muria Via Rahtawu (Jalur Natas Angin) – Sobat Jelajah, apakah kau pernah mendengar tentang Gunung Muria? Mungkin bagi sebagian besar orang, namanya tidak terdengar sepopuler gunung-gunung lainnya. Namun, bagi para pecinta alam dan spiritualis, gunung ini memancarkan pesona magis yang tak terlupakan. Mari kita telusuri bersama rahasia di balik pendakian Gunung Muria yang menyimpan kekayaan alam dan sejarah yang menarik.
Gunung Muria yang berdiri megah di perbatasan Kabupaten Kudus, Jepara, dan Pati, memiliki ketinggian sekitar 1.602 mdpl, meski beberapa sumber menyebutkan tinggi puncaknya bisa mencapai 1.700 mdpl. Dahulu, selat Muria memisahkan gunung ini dari Pulau Jawa, namun seiring berjalannya waktu, selat tersebut terisi dan menyatukan gunung ini dengan daratan.
Misteri di Antara Puncak-puncaknya
Gunung Muria, meskipun kecil namun penuh misteri. Jalur pendakiannya yang panjang membuka banyak pintu ke keindahan alam dan sejarah. Terdapat beberapa puncak menarik diantaranya Puncak 29 (Sanga Likur), Puncak Abiyoso, Puncak Argowiloso, Puncak Agrojembangan, dan yang paling terkenal, Puncak Natas Angin dengan ketinggian 1.700 mdpl, yang menjadi favorit pendaki dengan jalur naga’nya yang menantang.
Tidak hanya sekedar tantangan fisik, Gunung Muria juga menyimpan tempat-tempat spiritual yang membuat pendakianmu lebih berarti. Di puncak Abiyoso, terdapat Petilasan Eyang Begawan Abiyasa yang menjadi tempat berkumpul para pencari makna spiritual.
Basecamp di Desa Rahtawu
Bagi yang ingin menaklukkan puncak-puncak Gunung Muria, Desa Rahtawu di Kabupaten Kudus adalah titik awal yang ideal. Alternatif cara untuk mencapai basecamp di desa ini adalah dengan menaiki kereta api menuju Semarang dan melanjutkan perjalanan dengan bus menuju Kudus. Dari sana, perjalanan sejauh sekitar 20 kilometer menuju Desa Rahtawu dapat dilanjutkan dengan kendaraan pribadi atau ojek online.
Namun, perlu diingat bahwa transportasi umum ke Desa Rahtawu terbatas, sehingga disarankan untuk menggunakan kendaraan pribadi atau ojek online. Namun, jangan khawatir, di desa ini telah tersedia fasilitas yang memadai untuk pendaki, mulai dari tempat parkir, kamar mandi, hingga warung kecil dan gubuk istirahat.
Gunung Muria, dengan segala keindahan alam dan sejarahnya, menanti untuk dijelajahi. Selain menyuguhkan panorama alam yang memukau, gunung ini juga menyimpan misteri dan nilai spiritual yang mendalam. Jadi, jika Sobat Jelajah merindukan petualangan yang berbeda di tanah air, jangan ragu untuk mencoba pendakian Gunung Muria melalui jalur Natas Angin. Siapa tahu, di sela-sela puncaknya, kau akan menemukan kedamaian dan inspirasi yang tak terduga. Ayo, mulailah petualanganmu sekarang juga!
Estimasi Pendakian Gunung Muria Via Rahtawu
Sobat Jelajah, siapkan dirimu untuk petualangan tak terlupakan ke Gunung Muria melalui jalur pendakian dari Rahtawu. Mari kita ikuti jejak para pendaki yang telah menjelajahi keindahan alam Gunung Muria dan mengungkap rahasia di setiap langkahnya.
Basecamp Menuju Pos 1
Perjalanan dimulai dari basecamp dengan jalur cor-cor’an ke kiri. Meskipun jalurnya sempit, kamu akan disuguhi pemandangan sungai yang mengalir di sebelah kanan serta beberapa rumah pedesaan yang masih terlihat. Di kejauhan, puncak lancip Gunung Muria menyambut dengan megahnya.
Meskipun jalur tidak terlalu curam, namun cukup menantang untuk dilewati. Setelah melewati jalan cor-cor’an yang panjang, jalur akan berganti menjadi trek tanah padat yang rapi hingga kamu tiba di Pos 1. Meskipun hanya sebuah plang, namun perjuanganmu belum berakhir karena masih perlu menaklukkan ketinggian 507 mdpl. Sabarlah, Sobat!
Pos 1 Menuju Pos 2
Perjalanan masih dilanjutkan dengan jalur yang sama, melalui tanah padat yang dikelilingi oleh hutan. Mendekati Pos 2, akan terdengar gemericik air, karena di depanmu sungai mengalir yang harus kamu seberangi. Jangan khawatir, jalur ini masih didominasi oleh batuan kalli, sehingga sepatumu aman, kecuali sungai sedang meluap.
Setelah menyeberangi sungai, Pos 2 terletak di sebelah kiri. Lokasinya cukup istimewa karena terdapat gubuk untuk beristirahat sejenak. Tempat ini sangat cocok untuk menikmati segelas kopi karena sumber airnya melimpah. Namun, hindari untuk berkemah karena area sekitar Pos 2 berbatuan.
Pos 2 Menuju Pos 3
Perjalanan semakin menantang dari Pos 2 karena jalur akan semakin curam. Setelah melewati area batuan sungai, jalur akan kembali ke tanah padat yang menanjak karena kamu akan melewati lereng gunung. Meskipun menanjak, pemandangan sekitar akan menghiburmu sepanjang perjalanan.
Tiba di Pos 3, kamu akan disambut dengan warung kecil di area datar yang luas. Tempat ini sangat nyaman untuk beristirahat sejenak sambil menikmati suasana sejuk dan teduh. Di kejauhan, terlihat air terjun mini yang menambah keindahan alam Gunung Muria.
Sebelum melanjutkan perjalanan ke pos selanjutnya, pastikan untuk mengisi energi dengan baik di Pos 3, karena perjalanan selanjutnya akan semakin menantang. Jangan sampai kehabisan tenaga, Sobat! Ayo, lanjutkan petualanganmu dan rasakan sensasi keindahan Gunung Muria yang tiada tara.
Pos 3 Menuju Pos 4
Setelah meninggalkan Pos 3, perjalananmu akan tetap diiringi oleh trek tanah padat yang sempit dengan tanjakan yang menantang. Jalur pendakian tidak begitu curam, tetapi berbelok-belok seperti jalur pendakian di Gunung Andong, hanya saja lebih banyak dan lebih panjang. Maka jangan heran jika terasa sedikit membosankan di sepanjang perjalanan menuju Pos 4.
Di sebelah kanan jalur pendakian, terdapat area kecil yang bisa digunakan untuk istirahat singkat, namun hanya dengan duduk saja. Perjalanan akan terus menanjak konstan dan berliku-liku hingga kamu mencapai percabangan jalur di Pos 4.
Pos 4 merupakan titik percabangan, dimana ke kiri menuju Sendang Suci (25 m), sementara ke kanan menuju Pertapaan Eyang Abiyoso (380 m). Pilihan ketiga adalah turun lagi (2,637 km). Namun, jangan menyerah begitu saja, karena puncak Abiyoso sudah semakin dekat.
Sendang Suci adalah tempat penyimpanan air di jalur pendakian Gunung Muria. Pemandangan alam di sekitar Sendang Suci mempesona mata. Namun, penting untuk diingat bahwa mandi di dalam bak Sendang Suci tidak diperbolehkan, karena airnya dianggap suci dan digunakan oleh para penggiat spiritual.
Pos 4 Menuju Pos 5
Menurut informasi yang tertera di plang pos, perjalanan hingga ke pos berikutnya masih memerlukan 380 meter dengan trek tanah padat yang berliku-liku. Tetap semangat, karena puncak Abiyoso sudah semakin dekat. Mendekati Pos 5, jalur pendakian akan berubah menjadi tanah padat kecil yang menyerupai tangga, dengan dinding bukit di sebelah kanan yang dilengkapi dengan tali webbing untuk membantu pendakian.
Setelah melewati jalur tersebut, kamu akan tiba di gerbang pertapaan yang dihiasi dengan aksara Jawa sebagai petunjuknya. Terdapat juga lampu solar cell yang menerangi area gerbang. Di depan gerbang, terdapat Pos 5 berupa gubuk kecil sebagai tempat pendataan pengunjung. Meskipun terkesan sepi, sebenarnya area pertapaan ini sering kali ramai oleh pengunjung.
Area pertapaan Eyang Abiyoso memiliki luas yang cukup besar. Di puncak Gunung Muria ini, terdapat dataran yang dilengkapi dengan beberapa bangunan, menyerupai sebuah kampung mini di puncak gunung. Selain pendaki gunung, tempat ini juga sering didatangi oleh para penggiat spiritual. Oleh karena itu, penting untuk menjaga ketenangan dan keramahan di sini.
Terdapat berbagai fasilitas di area Puncak Abiyoso ini, termasuk Pertapaan Eyang Abiyoso, Pertapaan Eyang Pulosoro, Pertapaan Eyang Putri Sekembaran, musholla, WC umum, gudang, beberapa warung, area perkemahan, dan tempat diesel. Dengan fasilitas yang lengkap dan pemandangan yang menakjubkan, pasti akan membuat siapa pun betah untuk berlama-lama di sini.
Puncak Abiyoso Menuju Petilasan Soekarno
Dari Pertapaan Abiyoso, terdapat dua jalur yang mengarah ke Puncak Gunung Muria: jalur naga dan jalur bebek, yang terletak di samping Pertapaan Eyang Putri Sekembaran. Jika memilih jalur naga untuk menuju Puncak Natas Angin, pendakian akan melibatkan penurunan dari area Puncak Abiyoso menuju lereng gunung, diikuti dengan pendakian ke bukit berikutnya. Meskipun singkat, pemandangan pegunungan Muria yang memukau akan menyambutmu di sini.
Setelah menyusuri lereng, jalur pendakian akan masuk kembali ke dalam hutan dan berlanjut dengan trek menanjak. Tak jauh dari sini, kamu akan menemukan sebuah gubuk di area datar yang cocok untuk istirahat sejenak. Di sebelah kanan jalur pendakian, terdapat juga bangunan lain yang bisa digunakan untuk beristirahat.
Perjalanan selanjutnya akan melalui hutan rapat dengan trek yang cenderung landai dan dilintasi oleh akar-akar pepohonan. Webbing telah dipasang di area-area yang curam untuk membantu pendakian.
Petilasan Ir. Soekarno merupakan gubuk terakhir yang akan kamu temui di lereng Gunung Muria. Area ini cukup luas dan terbuka, dengan sebuah cekungan yang berisi genangan air yang dipercaya sebagai tempat petilasan Ir. Soekarno. Jangan lupa, bendera Indonesia berkibar di atasnya.
Petilasan Soekarno Menuju Puncak Bayangan
Perjalanan dari Petilasan Ir. Soekarno akan melibatkan pendakian menuruni lembah menuju lereng Gunung Muria. Jalur menuju Puncak Bayangan akan melintir di sepanjang lereng gunung, memberikanmu pemandangan indah pegunungan Muria sepanjang perjalanan. Trek ini terdiri dari tanah padat dan beberapa area batuan.
Puncak Bayangan merupakan area kecil di lereng Gunung Muria, yang menandai persiapan untuk melanjutkan perjalanan ke jalur naga yang terkenal. Dari sini, jalur naga dan Puncak Natas Angin akan tampak jelas di depanmu.
Puncak Bayangan Menuju Puncak Natas Angin
Perjalanan dari Puncak Bayangan akan melibatkan melewati puncak perbukitan hijau dengan jurang di sebelah kanan. Jalur setapak yang sempit membutuhkan kewaspadaan ekstra, terutama karena jalannya berada di tepi jurang. Selanjutnya, kamu akan melewati jalur setapak yang terbuka dengan pemandangan indah puncak-puncak bukit yang menunggu di kejauhan.
Setelah jalur naga, pendakian akan semakin menantang dengan dominasi kerikil dan bebatuan. Tanjakan semakin curam dan beberapa bagian jalur dilengkapi dengan tali untuk membantu pendakian. Namun, mendekati puncak, kehadiran Puncak Abiyoso akan semakin jelas hingga kamu mencapai Puncak Natas Angin.
Puncak Natas Angin adalah salah satu puncak yang paling diminati di Gunung Muria. Meski kecil, namun menandakan keberhasilan pendakian. Ingatlah, tidak ada pepohonan di puncak ini, jadi bersiaplah untuk menikmati keindahan alam secara langsung. Di depan Puncak Natas Angin, terdapat Puncak Songgo Langit, namun jalurnya curam dan membutuhkan kewaspadaan ekstra. Di sebelah kiri puncak, terdapat jalur yang cukup teduh, namun mungkin tidak jelas arahnya. Ayo, jelajahi dunia yang menunggumu di Gunung Muria!
Demikian artikel tentang Estimasi Pendakian Gunung Muria Via Rahtawu (Jalur Natas Angin). Baca Juga : Estimasi Pendakian Gunung Latimojong