Estimasi Pendakian Gunung Latimojong – Gunung Latimojong, berdiri megah di Sulawesi, mengundang penjelajah untuk mengejar keagungannya. Dengan ketinggian 3.443 mdpl, puncak Rante Mario memimpin dalam jajaran yang menakjubkan. Ini bukan sekadar gunung biasa; Latimojong adalah Big Mountain, menghadirkan tantangan sekaligus pesona yang tak terbantahkan.
Pegunungan ini mempersembahkan rangkaian puncak yang menggoda, mulai dari Pantoloan hingga Pokapinjang, menjulang dari Barat ke Timur. Dan dari Utara hingga Barat, deretan puncak seperti Rantemario, Nenemori, hingga Sinaji mengukuhkan kebesaran alam ini. Sebuah perjalanan yang tak terhitung, bolak-balik melintasi kemegahan Pegunungan Latimojong.
Berada di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, Indonesia, Latimojong memamerkan keelokan yang memukau. Tapi sampai di sana bukanlah akhir perjalanan; dari Enrekang menuju Basecamp Dusun Karangan, petualang harus memilih antara dua opsi yang menantang.
Mencari jalur dari Makassar, petualang dapat menapaki jalan ke Enrekang, lalu melanjutkan perjalanan ke Desa Rantelemo dengan truk atau jeep setempat. Alternatif lainnya adalah melalui Bandara Sultan Hasanuddin, menuju Terminal Biringkanaya, dan dari sana memilih bus rute Enrekang – Tana Toraja.
Namun, bukan hanya tarif yang perlu dipertimbangkan. Waktu dan tenaga juga menjadi mata uang berharga dalam perjalanan ini. Perjalanan dari Makassar ke Enrekang memakan waktu 6-7 jam dengan kendaraan pribadi, dan dari Enrekang ke basecamp Dusun Karangan memakan waktu tambahan 3-4 jam, melalui jalan berliku yang menantang.
Basecamp di Dusun Karangan menyambut dengan hangat, menawarkan fasilitas sederhana namun memadai. Dikelilingi oleh rumah panggung penduduk setempat, petualang dapat menemukan kedamaian di antara lapangan kecil, mushola, dan warung kecil. Tapi hati-hati, di sekitar basecamp, anjing-anjing penjaga berjaga dengan setia. Jadi, bagi yang takut, tetaplah di rumah panggung.
Estimasi Pendakian Gunung Latimojong
Perjalanan menuju Gunung Latimojong bukanlah sekadar tentang mencapai puncak. Itu adalah tentang merangkul keajaiban alam, menaklukkan tantangan, dan menjalin hubungan dengan penduduk lokal yang ramah. Jadi, siapkah Sobat Jelajah untuk menapaki keagungan The Big Mountain Pegunungan Latimojong?
Dari Basecamp menuju Pos 1
Perjalanan dimulai dengan menyusuri sisa-sisa rumah penduduk sebelum melangkah ke sisi bukit. Jalur yang kita tempuh terdiri dari tanah padat, sebagian telah dicor dengan semen. Mengikuti trek ini, kita akan melintasi sungai, kebun kopi, dan sungai yang mengalir seperti air terjun kecil.
Dari Pos 1 menuju Pos 2
Setelah melewati Pos 1, jalur memasuki hutan lebat dan sempit. Tetap menanjak, trek membawa kita melalui bukit-bukit tersembunyi di dalam hutan dengan jurang di sebelahnya. Pohon-pohon yang rapat masih mendominasi perjalanan, dengan jalur yang naik-turun. Mendekati Pos 2, jalur berubah menjadi turunan, karena Pos 2 terletak dekat dengan sungai.
Dari Pos 2 menuju Pos 3
Bergerak dari Pos 2, trek menuju Pos 3 semakin menanjak dan semakin sulit. Kadang-kadang, kita perlu bergantung pada akar-akar pohon untuk meniti perjalanan yang curam ini. Jalur yang dipenuhi dengan akar pohon dan kemiringan sekitar 80 derajat menantang kita. Perlu berhati-hati ketika menuruni jalur curam ini, terutama saat musim hujan. Untungnya, tali akar telah dipasang untuk membantu pendakian.
Pos 3, atau Lantang Nase, terletak di ketinggian 1.940 mdpl. Meskipun datar, pos ini tidak begitu luas dan tidak memiliki sumber air. Namun, tempat ini cocok untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan petualangan mendaki Gunung Latimojong.
Dari Pos 3 menuju Pos 4
Perjalanan ke Pos 4 masih mempertahankan jalur yang sama dengan kemiringan yang sedikit lebih landai dibandingkan jalur menuju Pos 3. Setibanya di Pos 4, atau Buntu Lebu, di ketinggian 2.140 mdpl, kita disambut oleh area datar yang sedikit lebih luas daripada Pos 3, meskipun tanpa sumber air.
Dari Pos 4 menuju Pos 5
Trek menuju Pos 5 tidak jauh berbeda dengan sebelumnya, masih didominasi oleh akar pohon dan tanah padat. Tiba di Pos 5, atau Soloh Tama, di ketinggian 2.480 mdpl, kita akan menemukan area luas yang cukup untuk memasang hingga 10 tenda dengan kapasitas 4 orang. Meskipun tanah masih berselimut akar-akar pohon, keberadaan sumber air menjadikan Pos 5 sebagai tempat berkemah yang favorit dan strategis.
Dari Pos 5 menuju Pos 6
Setelah Pos 5, jalur bercabang, menuju sumber air ke kiri dan menuju Pos 6 ke kanan. Meskipun jalur berbeda, trek masih sama, dengan tanah padat yang dihiasi oleh akar-akar pohon. Perjalanan semakin menanjak menuju Pos 6, di ketinggian 2.690 mdpl. Pos 6 hanya terdiri dari tanah datar untuk beristirahat dan tidak ada sumber air.
Dari Pos 6 menuju Pos 7
Perjalanan dari Pos 6 ke Pos 7 semakin curam, dengan pohon-pohon berlumut mendominasi jalur. Jalur mulai terbuka, dan hamparan Pegunungan Latimojong mulai terlihat jelas.
Dari Pos 7 menuju Puncak Rantemario
Dari Pos 7, pendakian berlanjut dengan menaklukkan bukit curam di area terbuka. Tanjakan terakhir yang melelahkan. Namun, setelah itu, jalur mulai menurun, menuju lapangan luas atau alun-alun, menandakan bahwa puncak sudah dekat.
Perjalanan terakhir ke Puncak Rantemario melibatkan naik turun melipir bukit, melalui tanah padat yang dihiasi batu-batu. Sebelum mencapai puncak, kita akan melewati rimbunan pohon cantigi.
Puncak Rantemario, puncak tertinggi di Pegunungan Latimojong dan Sulawesi, ditandai dengan sebuah tugu setinggi sekitar 1,5 meter. Dari sini, kita dapat melihat hamparan Pegunungan Latimojong yang memikat, dengan Puncak Buntu Rantekombala di utara, Puncak Pantoloan di barat, dan Puncak Buntu Nene di selatan. Dengan beberapa area datar yang tersedia, memasang tenda di puncak ini bukanlah hal yang tidak mungkin. Keputusan ada di tangan petualang.
Demikian artikel tentang : Estimasi Pendakian Gunung Latimojong, Baca Juga : Estimasi Pendakian Gunung Andong Via Sekar Arum