Estimasi Gunung Argopuro via Baderan Lintas Bremi – Gunung Argopuro dikenal sebagai gunung dengan trek pendakian terpanjang se-Jawa, dengan total panjang jalur pendakian sekitar 40 kilometer. Merupakan trek terpanjang di Jawa, waktu yang dibutuhkan untuk pendakian juga tidak singkat, sehingga diperlukan persiapan matang sebelum mendaki gunung Argopuro.
Selain menyajikan pemandangan indah di sepanjang jalur pendakian, Argopuro terkenal angker di kalangan pendaki karena menyimpan legenda Dewi Rengganis bersama enam dayangnya di gunung ini.
Pendakian Gunung Argopuro via Baderan Lintas Bremi
Gunung Argopuro terletak di desa Baderan, kecamatan Sumbermalang, kabupaten Situbondo. Merupakan salah satu gunung dari kompleks pegunungan Iyang bersama juga dengan Gunung Lemongan. Gunung Argopuro masuk di dalam daftar 10 Gunung Tertinggi di Jawa Timur yang memiliki waktu pendakian cukup panjang.
Memulai start pendakian Gunung Argopuro dari Baderan memiliki jalur yang lebih ringan, dibandingkan dari Bremi. Jalur Baderan lebih banyak bonus dengan tanjakan konstan. Tetapi kalau ingin ke Taman Hidup lebih dulu, bisa lewat jalur Bremi.
Di sepanjang jalur Bremi-Baderan memiliki keindahan masing-masing yang sayang untuk disia-siakan. Sehingga banyak pendaki biasanya memilih naik-turun dengan jalur berbeda. Jika naik via Bremi, turun lewat Baderan, begitu pula sebaliknya. So, you can complete the climb.
Transportasi ke Basecamp Baderan
Ada beberapa alternatif cara ke basecamp Baderan, yaitu :
- Dari Jakarta : Naik kereta api dari Stasiun Pasar Senen tujuan Pasar Turi Surabaya. Lanjut bus kota ke stasiun ke Terminal Bungurasih. Kemudian naik bus tujuan Probolinggo dan dilanjutkan dengan bus kecil ke Besuki. Dari Besuki bisa naik ojek menuju basecamp. Jika naik bus, dari Jakarta turun di Terminal Probolinggo, lanjut bis akas kecil ke Besuki, dilanjutkan naik angkot ke Desa Baderan.
- Dari Solo : Dari Terminal Tirtonadi naik bus jurusan Surabaya, turun di Terminal Bungurasih. Kemudian lanjut dengan rute sama seperti di atas.
- Dari Surabaya : Dari Surabaya ke Terminal Probolinggo dan dilanjutkan dengan bus kecil menuju Besuki. Lanjut ojek ke basecamp.
Sebelum memulai pendakian Gunung Argopuro, diwajibkan melapor sekaligus registrasi di Kantor Polisi Sektor Sumber Malang atau kantor perhutani dengan perhitungan tarif harian – pendakian normal 4 hari.
Gunung ini dinamakan Argopuro karena banyak dijumpai situs mirip pura yang merupakan tempat ibadah umat Hindu. Sisa-sisa reruntuhan sejarah itu masih nampak jelas terutama di kawasan puncak.
Basecamp – Mata Air 2
Dari Pos Baderan menuju Mata Air 1 Berjarak ±8 km Dengan Waktu Tempuh 5 jam 30 menit (ojek), Dari kantor perhutani (basecamp) perjalanan dimulai menuruni jalan aspal dan berbelok ke kiri menapaki jalan yang diperkeras dengan batu dan jalan makadam menanjak melewati perkebunan penduduk.
Agar lebih menghemat waktu dari penderitaan, bisa naik ojek sampai pintu masuk hutan (±Rp.30.000). Bahkan, ada ojek yang bisa mengantar sampai Cikasur yang jika ditempuh dengan jalan kaki memerlukan waktu 1,5 hari dengan tarif sekitar Rp.135.000.
Jalur pendakian Gunung Argopuro masih berupa tanjakan menyusuri punggung bukit sebelum akhirnya sedikit landai ketika masuk ke dalam hutan. Namun akan ditemui tanjakan lagi dengan jalan yang sempit hingga menemui papan nama bertuliskan “Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang”. Finished warming? welcome to your adventure guys!.
Lokasi ini cukup untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan. Kemudian trek akan landai dengan tumbuhan semak yang rapat selama beberapa jam hingga ditemui trek yang mulai terbuka. Lalu ditutup oleh trek turun. Kemudian kembali menanjak, hingga sampai di pos Mata Air 2.
Dari Mata Air 1 menuju Mata Air 2 Berjarak ±2,56 km, Di pos Mata Air 2 tempatnya lumayan luas dan bisa untuk camp. Ada sebuah sungai di bawah untuk mengisi perbekalan air. Turun ke sungai membutuhkan waktu sekitar 10 menit.
Mata Air 2 – Cikasur
Dari Mata Air 2 menuju Cikasur Berjarak ±7,37 km Dengan Waktu Tempuh 5 jam. Perjalanan dari Mata Air 2 ke Cikasur adalah trek yang sangat panjang dan membutuhkan banyak waktu serta tenaga. Selepas pos Mata Air 2, jalur pendakian melewati hutan yang sangat rapat, hingga tampak gelap meski di siang hari.
Trek memang landai, tapi panjang. Kadang terlihat beberapa kera hitam bergelantungan di pepohonan. They’re noisy but not intrusive. Setelah keluar dari hutan yang rapat, tampak savana tak jauh dari punggungan bukit yang terbuka.
Jika tak ada kabut, pemandangan savana dari atas bukit sangatlah indah. Setelah menuruni bukit, akan sampai di savana pertama yang ditemui di jalur pendakian Gunung Argopuro via Baderan ini.
Sabana yang ditumbuhi rumput keriting kering dan beberapa bunga lavender ini cocok untuk beristirahat, tetapi tidak cocok untuk camp karena tanah yang tidak rata.
Selepas dari savana akan kembali masuk ke dalam hutan dengan trek yang sedikit menanjak. Di sekitar jalur ini ada beberapa lokasi di sisi-sisi jalur pendakian yang cukup untuk mendirikan 1-2 tenda kapasitas 2-3 orang, jika waktu menuju ke Cikasur tidak cukup.
Setelah melewati punggungan bukit dengan trek landai, akan menjumpai savana kedua yang lebih luas memenuhi bukit-bukit kecil di sekitarnya. Rest here for long time ‘cause the first savannahs can treat your tired. Pemandangan disini sangat indah dan jalur menuju Cikasur tampak jelas membelah savana. How the beautiful landscape.
Cikasur adalah savana paling luas di jalur pendakian Gunung Argopuro. Dulunya pada jaman Belanda tempat ini merupakan sebuah lapangan terbang dan kini menjadi savana yang sangat luas.
Untuk menuju Cikasur, harus turun dan menyeberangi sungai yang ditumbuhi banyak selada air segar. Waow, now you’re ready for lunch!. Ada sedikit cerita mengenai misteri cikasur yang selalu jadi bumbu cerita di setiap pendakian Gunung Argopuro. Hm.. history and mystic? stay quiet and lunch first.
Cikasur adalah salah satu tempat favorit untuk camp selain di Taman Hidup. Selain terdapat sumber air beserta logistik gratis bernama selada air, tempat ini sangat luas dengan pemandangan yang menakjubkan, sehingga berlama-lama di Cikasur akan terasa menyenangkan.
Selain pendaki, masyarakat di sekitar Gunung Argopuro juga panen selada air di lokasi ini untuk dijual ke pasar. Namun perlu diperhatikan juga ketika camping, biasanya adanya sumber air juga menjadi tempat satwa-satwa hutan mencari minum.
Cikasur – Cisentor
Dari Cikasur menuju Cisentor Berjarak ±4,83 km Dengan Waktu Tempuh 3 jam. Pendakian Gunung Argopuro dilanjutkan menyusuri savana Cikasur ke arah kanan menuju Cisentor. Trek tidak terlalu menanjak dan hanya melintasi bukit dengan savana yang rapat sebelum masuk ke dalam hutan yang tidak terlalu rapat.
Kemudian tinggal mendaki dua bukit yang banyak terdapat pohon bekas kebakaran hutan dan rawan tumbang.
Setelah sampai di puncak bukit, menyusuri lereng gunung di sisi jurang yang sangat dalam berarti menunjukkan sudah dekat dengan Cisentor. Sampai di ujung bukit, harus menuruni sungai lagi dan sampailah di Cisentor.
Cisentor tempat yang cocok untuk mendirikan tenda karena ada sumber air dan tempat bermalam yang teduh dibanding Cikasur. Disini ada shelter yang bisa digunakan untuk beristirahat maupun bermalam.
Cisentor – Rawa Embik
Dari Cisentor menuju Rawa Embik Berjarak ±2,33 km Dengan Waktu Tempuh 1 jam. Pendakian Gunung Argopuro dilanjutkan dengan mendaki bukit melintasi padang rumput dan padang edelweiss, lalu akan melewati sebuah sungai yang sudah kering sebelum kembali melintasi padang rumput dan padang edelweiss lagi. Setelah menyusuri sisi bukit akan tiba di Rawa Embik.
Rawa embik merupakan sebuah tempat yang cukup luas untuk berteduh, namun panas di siang hari, meski angin tetap bertiup dingin. Ada sebuah mata air kecil untuk mengisi perbekalan air. Lokasi ini cocok untuk beristirahat maupun camp.
Rawa Embik – Puncak
Dari Rawa Embik menuju Puncak Rengganis Berjarak ±3,87 km Dengan Waktu Tempuh 1 jam. Selepas Rawa Embik, trek menuju ke puncak Gunung Argopuro masih tetap menyusuri padang rumput dan mendaki punggungan bukit lagi melintasi hutan yang rapat, melewati pepohonan edelweiss yang tumbuh tinggi dan melewati sungai mati.
Setelah keluar dari punggungan gunung dan hutan, akan melewati padang rumput dimana ada puncak Rengganis di kiri dan puncak Argopuro di kanan. Silahkan pilih!
Menuju puncak Rengganis dibutuhkan waktu sekitar 15 menit. Ketika mendekati puncak akan nampak beberapa petilasan. Petilasan inilah yang menjadi latar belakang kisah Dewi Rengganis di Gunung Argopuro. Puncak Rengganis berupa batuan kapur dan berbau belerang.
Dari puncak Rengganis, bisa terlihat lautan awan, lubang kawah, bekas-bekas petilasan, hingga savana yang merupakan jalur pendakian tadi.
Menuju puncak Argopuro juga tidak dibutuhkan waktu lama, sekitar 20-30 menit. Puncaknya berupa susunan batu di sebuah tempat landai yang dikelilingi pepohonan. Sehingga pemandangan di sekitar puncak tidak bisa dinikmati dengan leluasa dan jarang bisa menikmati indahnya lautan awan disini. It’s okay because this is a peak.
Melanjutkan berjalan turun sekitar 15 menit akan sampai di Puncak Hyang atau puncak Arca yang berupa sebuah arca dan reruntuhan lain yang sudah tertutup semak-semak. Dari puncak, jika cuaca cerah, bisa terlihat kegagahan Gunung Semeru, Gunung Raung, Gunung Lemongan bahkan Gunung Arjuno dan Gunung Welirang.
Puncak – Taman Hidup
Dari Puncak menuju Danau Taman Hidup Berjarak ±2,68 km Dengan Waktu Tempuh 4 jam 40 menit. Dari puncak Hyang bisa dilanjutkan dengan terus berjalan turun menelusuri bukit yang curam dan berbelok-belok. Setelah sampai di bawah, akan kembali naik menyusuri punggungan bukit – ini dekat dengan daerah Cemoro Limo. Jika ada pertigaan pilihlah jalur ke kiri yang akan membawa sampai ke Taman Hidup.
Di sepanjang perjalanan menyusuri punggungan bukit, trek cukup terjal dan perlu hati-hati. Jika hari gelap, jalur yang dilalui bisa saja keliru karena banyaknya tempat terbuka yang menyerupai jalur pendakian.
Kadang di persimpangan ada tanda dimana jalur yang benar untuk melanjutkan perjalanan. Pendakian akan melewati hutan lumut yang rapat dan panjang hingga sampai di danau Taman Hidup. Trek di hutan lumut ini landai dan cenderung menurun.
Area taman hidup cocok untuk camp karena adanya sumber air yang melimpah, pemandangan yang menyejukkan mata dan udara menyegarkan.
Selain untuk memancing, lokasi ini juga digunakan untuk menjajal motocross, membuat keasriannya mulai pudar. Namun, pemandangan danau yang berpadu dengan kabut cukup membuat ingin beristirahat lama-lama di danau Gunung Argopuro ini.
Taman Hidup – Bremi
Dari Taman hidup harus berjalan kembali ke jalur yang sudah dilewati namun kali ini menuju ke jalur pendakian via Bremi, jadi harus waspada jika bertemu persimpangan yang akan membawa kembali ke jalur pendakian via Baderan tadi. Perhatikan petunjuk jalur pendakian via Bremi yang sudah dipasang di persimpangan.
Jalan awal yang menanjak, akan disuguhi jalur trek berupa tanah padat yang terus menurun hingga sampai hutan pohon damar. Jika sudah sampai hutan pohon damar, maka tinggal melewati kebun penduduk yang panjang, kemudian sampai di gerbang jalur pendakian Bremi.
Dari Danau Taman Hidup menuju Hutan Damar Berjarak ±2,67 km Dengan Waktu Tempuh 2 jam 30 menit dan Dari Hutan Damar menuju Pos Bremi Berjarak ±2,27 km
Tips Pendakian Gunung Argopuro :
- Rute pendakian Gunung Argopuro via Bremi, bisa ditempuh dari Surabaya dengan bus jurusan Probolinggo, kemudian dilanjutkan naik bus Akas kecil jurusan Bremi.
- Selain ojek, bisa charter mobil di Alun-alun Besuki dengan tarif sekitar Rp.300.000.
- Jika naik kereta, turun di Stasiun Probolinggo, lanjut bus ke Besuki, kemudian ke Baderan.
- Ojek di Besuki beroperasi sepanjang hari. Bahkan dini hari juga sudah ada.
- Untuk rute pulang, bisa minta tolong ke pihak basecamp Bremi untuk mencari bus ke Terminal. Bisa juga barengan dengan pendaki lainnya.
- Siapkan logistik untuk minimal 4 hari pendakian.
- Gunakan Peralatan dan Perlengkapan Mendaki Gunung yang lengkap untuk kenyamanan dan keamanan.
- Karena merupakan jalur terpanjang, yaitu sekitar 63 kilometer, siapkan fisik dengan baik sebelum memulai pendakian.
- Diwajibkan menandatangani surat pernyataan dari pengelola yang menyatakan wajib menjaga lingkungan dan sebagainya.
- Untuk menghemat tenaga dan waktu, pakailah jasa ojek hingga pintu hutan karena jaraknya cukup jauh.
- Hutan sangat rapat dan banyak jalur yang menyesatkan. Catatlah koordinat yang ada di pos perijinan sebelum pendakian atau lebih baik jika membekali diri dengan pengetahuan navigasi.
- Gunakan pakaian panjang dari Cikasur menuju Cisentor karena di sepanjang jalur banyak ditumbuhi jelatang.
- Sebaiknya camp sebelum menjelang malam karena saat malam, jalur yang benar dan jalur yang menyesatkan akan sangat membingungkan.
- Hindari membuang sampah sembarangan khususnya rokok di daerah savana dan pastikan api benar-benar mati karena sering terjadi kebakaran di daerah savana Gunung Argopuro.
- Untuk jalur dengan trek yang tidak terlalu menghabiskan tenaga, disarankan lewat Jalur Baderan dan turun jalur Bremi, karena lewat jalur Bremi untuk menuju ke Taman Hidup saja trek sudah sangat menanjak.
Baca Juga : Estimasi Gunung Sumbing Via Adipuro