Asal Usul Gunung Prau- Halo Sobat Jelajah dimanapun berada pada kesempatan kali ini Shelter Jelajah akan membahas tentang sejarah atau asal usul Gunung Prau. Banyak wisatawan yang kurang mengetahui asal mu-asal tempat yang dikunjunginya, oleh sebab itu di sini Shelter Jelajah memaparkan cerita rakyat menurut warga sekitar tentang asal usul Gunung Prau.
Langsung yuk, aja ke cerita.
Menurut banyak cerita yang beredar, Asal Usul gunung prau dinamakan Gunung Prau karena jika dilihat dari atas maka bentuknya memang mirip dengan prau. Sedangkan lembah-lembah di sekelilingnya mirip dengan bentuk ombak.
Asal-usul Gunung Prau juga tak lepas dari mitos yang mengatakan bahwa di dalam gunung ini terdapat sumber air yang begitu melimpah ruah. Maka banyak yang meyakini hal ini, karena seperti yang diketahui bahwa di kawasan dataran tinggi Dieng terdapat begitu banyak telaga dan sumber mata air.
Mitos lain mengatakan bahwa nama lain dari asal usul Gunung Prau adalah Gunung Mayit. Dalam bahasa Indonesia mayit berarti mayat. Konon ini karena bentuk Gunung Prau yang jika dilihat dari jauh menyerupai pocong yang sedang dalam posisi tidur atau rebahan. Tak ada yang tahu tentang kebenaran mitos dan cerita tersebut.
Konon nama Dieng berasal dari bahasa Kawi “di” yang bermakna tempat atau gunung dan “Hyang” yang berarti Dewa. Jadi bisa dikatakan bahwa Dieng bermakna tempat atau pegunungan bersemayamnya para Dewa. Nama Dieng konon juga bisa berasal dari bahasa Sunda “di Hyang”, ini karena di masa Pra-Medang sekitar abad ke-7 daerah ini dikuasai oleh Kerajaan Galuh.
Berdasarkan cerita dari warga lokal, sampai saat ini para Dewa dan juga penunggu Dieng juga masih bersemayam di pegunungan-pegunungan yang mengelilinginya termasuk Gunung Prau. Biasanya para penunggu di Dataran Tinggi Dieng ini akan turun dan berkumpul di Candi Arjuna yang menjadi pusat kehidupan mereka. Hal ini akan terjadi ketika ada ritual pemanggilan, salah satunya adalah saat ritual Potong Rambut Gimbal.
Demikianlah asal usul gunung prau yang berkembangan di masyarakat, semoga bisa memberikan wawasan dan bisa saling menghormati meskipun sebagian dari sobat jelajah tidak mempercayainya namun tetap bisa saling menghargai dan menghormati, dan kita bisa datang ke gunung prau sebagai tamu yang baik.
Baca Juga : Fakta Gunung Gede, Indah Namun Berbeda